Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Workshop Tulis Nusantara 2013 di Malang

workshop penulisan



Tanggal 23 Oktober 2013. Giliran kota Malang nih yang dikunjungi oleh nulisbuku dalam rangka “Workshop Tulis nusantara" kota Malang merupakan kota terakhir yang dikunjungi, sebelumnya sudah sebelas kota di Indonesia. Wuuuiiiih banyak ya? Iya. Workshop ini sepertinya acara tahunan yang diadakan oleh nulisbuku. Karena tahun kemarin (2012) untuk wilayah Jawa Timur, workshop ini mengunjungi kota Surabaya, makanya tahun ini untuk wilayah Jawa Timur adalah kota Malang.

Aku berangkat sendirian untuk mengikuti workshop tersebut, meskipun sendirian tapi kalau ke Malang berasa ke rumah kedua. Memang kuliah selama empat tahu di Malang, berasa kayak pulang kampung, kangen gitu sama Malang, apalagi ternyata sudah ada yang berubah dari Malang, berasa nggak cukup kalau ke Malang hanya satu hari. Berangkat naik bis kira-kira jam setengah enam pagi dari terminal Surabaya, udara pagi menemani keberangkatan apalagi jika sudah melewati kota Malang, berasa ingin cari kasur kemudian tidur cantik.

Ria djenaka café and restoran, merupakan tempat workshop tulis nusantara yang berada di Malang. Tempat yang lucu sih, karena interiornya nggak biasa, karena berasa ke jaman tempo doeloe, apalagi tempat workshop berada di lantai atas yang dikelilingi jendela kaca yang diluarnya tumbuh pepohonan yang hijau, seger bener..

Acara dibuka oleh mas siapa gitu, mimin nulisbuku di twitter. Dan ketika masnya bilang kalau dia admin, kenapa aku berasa malu gitu ya, DONG!! Gitu. Karena eh karena aku cukup sering ikut #FF2in1 yang diadakan oleh nulisbuku setiap hari rabu. Jadi ya punya pikiran, “Jangan-jangan mas ini baca Flash Fiction-ku”, adududu.. malunya. Oke, muka innocent solusinya. Masnya lucu apalagi ya bulet gitu masnya, acaranya nggak ngebosenin.

Materi pertama menghadirkan Mbak Windy yaitu penulis sekaligus editor gagasmedia, sumpah aku jatuh cinta sama Mbaknya, eh bukan jatuh cinta kayak cewek ke cowok, tetapi lebih cinta dengan personalnya, pembawaannya. Memang ya orang yang smart itu selalu pembawaannya low profile. Mbak Windy ini kalau menyampaikan sharing tentang kepenulisan penuh semangat tetapi santai, wuiiih pokoknya nggak bosen meskipun di sebelah itu anginnya sepoi-sepoi bikin ngantuk.



BACA JUGA : DAFTAR HOTEL DI MALANG




Sharing dimulai apa itu menulis? Menulis merupakan rewriting, jika ingin jadi penulis ya menulis. Tetapi tulisan yang baik adalah cara berpikir yang benar. Apa itu cara berpikir yang benar. Jadi begini, ada polanya, jika kita berbicara secara runtut maka cara berpikir kita benar, jadi nggak ada kesulitan untuk menulis, begitu juga sebaliknya jika dalam berbicara masih bingung (loncat-loncat) dalam hal penyampaian, ya merasa kesulitan saat menulis.


Proses menulis bersifat personal, apapun yang kita tulis merasa itu merupakan tulisan yang penting, tetapi jika tulisan kamu dikirm ke penerbit, sifat personal itu sudah hilang karena jika tulisan sudah berada di penerbit yang dilihat adalah pasar. Oiya, dalam menulis sebuah buku terdapat beberapa tim, satu buku itu bukan hanya dari kerja keras si penulis, tetapi ada tim (penulis, editor, marketing, user atau disebut sebagai pembaca). Nggak ada salahnya sih jika kita bersikap idealis terhadap tulisan kita sendiri, tetapi melihat juga apa selera pasar, lebih bagus lagi jika kita dapat menciptakan pasar.


Tugas editor adala membuat menjadi lebih baik, bukan membuat perasaan penulis lebih nyaman. 


Jadi, mbak windy pernah berargumen dengan penulis. Dalam kasusnya si penulis merasa keberatan jika ada bab (dari sebuah novel) dihilangkan, kemudian Mbak windy bertanya kepada si penulis apakah jika bab tersebut dihilangkan, merusak cerita. Jika tidak, mengapa merasa “sayang” bab tersebut dihilangkan. Itulah fungsi editor, membuat jadi lebih baik. Sebenarnya boleh saja sih beradu argument dengan editor asalkan punya alasan yang kuat. Editor juga memiliki tugas menangkap yang “bolong-bolong” dari tulisan si penulis karena editor juga menempatkan diri sebagai pembaca. Editor bukan algojo loh yang kita boleh nurut-nurut tunduk dan patuh terhadap editor, jika merasa kurang sreg ya dibicarakan, tapi ingat jika editor bukan penulis kedua tetapi editor juga memposisikan diri sebagai pembaca.


Mbak Windy kalau sharing suka kesana kemari dan vokalnya mantap benar, jadi meskipun semakin siang nggak bosan. Mbak windy mengawali debut sebagai penulis itu sebagai penulis Non-fiksi, baginya menulis fiksi juga memiliki tantangan sendiri yaitu meskupun fiksi tetapi logika tetap jalan karena bisa jadi kejadian tersebut benar-benar terjadi. Dan jika menulis Non-fiksi yang menjadi tantangan adalah bersedianya narasumber untuk bekerjasama dengan kita (penulis) dan juga mengambil bagian-bagian terpenting dalam hidup, karena nggak semua jalan cerita dalam kehidupan itu penting dan harus di tulis dalam sebuah buku. Di dalam sesi sharing juga ada tanya jawab. nggak terasa sesi sharing sudah selesai, padahal masih seperti lima menit gitu, eh ternyata banyak juga yang aku tulis. Yang disampaikan Mbak windy “daging”semua. Oiya, di workshop ini, kita dapat goody bag. Udah GRATIS, dapat goody bag, dapat makan siang


Oke, sesi kedua yaitu ada plot point. Plot point ini penerbit yang berada di naungan Bentang pustaka, tetapi plot point khusus menerima naskah remaja sampai dewasa muda. Plot point juga banyak mengadakan workshop kreatif loh, tetapi workshopnya masih di Jakarta.

Nah ini , ketika Mbak Dona dari plot point mulai menyampaikan materi tentang “tulis nusantara” membuat aku ngantuk sekali. Eh, malah temanku yang ada diseberang tempat dudukku, malah ngajak sms yang bikin ketawa mules, heduuuhh.. tapi untungnya nggak lama, ternyata permasalahannya adalah suaranya yang terlalu pelan aja, dan mas-mas yang menangani sound, menaikin volumenya. Ya okelah mata jadi terang, criiing!

Mbak Dona membahas tentang “tulis nusantara” yaitu perlombaan yang diadakan oleh kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif bekerjasama dengan nulisbuku dan plot point. Tema “tulis nusatara” yaitu Merayakan warna-warni Indonesia. Dimulai apa itu cerita, setting dan alur, membentuk karakter dan tak ketinggalan untuk memberi contoh bagaimana memasukkan unsur budaya Indonesia ke dalam cerita, tak perlu budaya yang besar seperti ngaben atau royal wedding di Jogja, cukup hal-hal dalam keseharian yang dapat mewakili "Indonesia". Penjelasaannya sih tergolong text book. Tapi namanya juga ilmu, percaya deh nggak ada yang namanya sia-sia, apalagi jika ilmu itu untuk berbagi.

Well, acara inti yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, yaitu makan-makaaaaaaaan...
ya gimana ya, perut laper memang nggak bisa disembunyikan..

Banyak sekali manfaat yang dapat diambil melalui workshop ini, selain memang materinya oke punya, tetapi juga berkumpul dengan teman-teman yang punya satu misi yaitu menjadi penulis, terasa ada enerji positif. Memang sih berangkat dari rumah sendirian, eh setelah sampai di sana malah tambah teman loh..


Oiya, peserta Workshop di Malang ini dihadiri banyak sekali peserta dari penjuru Indonesia, yang terjauh dari Bandung. Dan Peserta yang mengikuti workshop ini pecah rekor loh, karena ada +/- 150 peserta yang hadir. Keren!

Posting Komentar untuk "Workshop Tulis Nusantara 2013 di Malang"