Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mungkin, Diet Hanya Sebuah Wacana

Mungkin diet hanya wacana. Berawal dari sebuah sms dari teman jauh, bertanya tentang gimana caranya diet. Maklum, si temanku ini sudah punya anak, badannya nggak seaduhai ketika masih belum menikah. Jangankan temanku yang sudah punya anak, lah aku sendiri aja juga bingung mau nurunin berat badan. Kemudian aku jawab kalau aku juga mau diet, eh temanku malah ketawa. Aku dikira aneh karena ikutan diet ini itu.

Aku termasuk perempuan seperti kebanyakan, kalau disapa teman - teman dengan cara, "Eh apa kabar, tambah subur aja." sapaan seperti itu rasanya seperti ketusuk - tusuk jarum jahit dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kecil sih, tapi bikin sakiiiiiiiit.

Melakukan siet berawal dari saat kuliah, jarang banget makan dari masakan sendiri, selalu beli di warung. Entah karena alasan praktis, atau jadwal kuliah yang segrambreng bahkan ada jadwal yang diubah plus tugas dan praktikum. Akhirnya, urusan makanan ya aku serahin beli di warung dekat kampus. Kemudian kaget karena celana jeans udah gak muat. Akhirnya, diet ekstrim gak makan malam, porsi cuma seuprit. Padahal lagi banyak - banyaknya tugas plus sering begadang. Eh, tumbang juga nih badan, akhirnya sakit plus kena mag. Huawaaaaa kemudian dimarahi Mama.

Iya, saat itu pengertian diet adalah babat habis porsi makanan, padahal pola makanan amburadul.



BACA JUGA : CARA MEMBUAT SANDWICH.



Tapi, saat ini dan sudah mengerti bagaimana kapasitas tubuhku apalagi sudah punya mag, jadi nggak ada tuh yang namanya nggak makan dalam sehari (kecuali puasa). Pola yang aku terapkan sebenarnya mudah - mudah saja, ya empat sehat lima sempurna itu.

1. Masih makan 3x sehari tapi porsi agak dikurangi

2. Masak.

Iya bener, kalau makan dari masakan sendiri lebih percaya dengan kandungan gizinya plus masak itu juga aktifitas tubuhnya juga bakar kalori. Habiskan waktu buat bersihkan ikan, ngupas bawang, uleg, goreng ikan, sungguh butuh perjuangan.

3. Masih suka garam, gula, merica, ketumbar. Tapi bukan vetsin/micin/msg.

Masih nyambung dengan nomor 2, kalau mau sih aku nggak pakai gula dan garam. Tapi, berhubung masaknya bukan masak untuk diri sendiri melainkan untuk keluarga. Jadi, ngalah sama kepentingan yang lainnya, suka ngomel - ngomel kalau kurang asin kurang ini itu. Tapi, kalau biasanya kurang asin, aku suruh buat tambahin garam sendiri. hehehehe..

4. Perbanyak buah dan sayur.

Sepertinya selalu makan nasi yang karbohidratnya tumpah ruah begitu, mengimbangi dengan sayuran dan buah. Sepele sih, tapi memang besar manfaatnya, butuh serat untuk memperlancar buang air besar, dan lebih enteng aja nih badan. Cukup beli pisang untuk asupan sehari - hari, lancar buang air besar plus bikin kenyang lebih lama, cemilan sehat. Selain pisang, biasanya juga apel yang mudah dibeli di mana saja.

5. Masih ngemil kok...

Yaaaaa aku doyan ngemil, tapi sebatas hanya dibeliin saja. Atau kalau sedang lagi di luar, bawa bekal atau cukup bawa air minum saja. Bukannya nggak mampu beli cemilan, tapi kalau menuruti hati, bisa - bisa bikin warung di dalam kamar. Kalau udah pengin banget ngemil, usahain pas hari minggu aja, ya itung - itung beri penghargaan buat diri sendiri.. hehehe..

Setiap orang punya kapasitas tubuh berbeda - beda, aku tetap makan tiga kali sehari, tetap makan malam, yang penting banyak gerak plus makan sayur dan buah. Kalau salah langkah, mag bisa kumat, bahkan pernah sakit mag trus turun 3 kilo dalam seminggu.Tidaaaaak... aku tidak seksi lagiiiii.. Buahahahaha....




Yuk lah ngemil tahu gejrot. :))

Posting Komentar untuk "Mungkin, Diet Hanya Sebuah Wacana"