Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk Menuju 3 Zero

Temu Blogger Kesehatan


Pada tanggal 1 Desember 2016 yang bertepatan dengan hari HIV AIDS sedunia, diberikan pula kesempatan untuk menghadiri acara Temu Blogger Kesehatan, dengan tema “Menuju Indonesia Sehat”. Yang berlokasi di Hotel Tunjungan, ruang Mawar. Acara dimulai dengan makan siang dulu, ramah tamah dengan blogger dari daerah lain, karena selain blogger Surabaya, ada juga yang dari Malang, bahkan dari Jakarta juga ada. Tahun ini, hari HIV AIDS nasional mengambil tema, “Mari Kita Berubah Untuk Masa Depan Yang Gemilang Tanpa Penularan HIV AIDS”.


Materi pertama disampaikan oleh Bapak Oscar, selaku Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun (tahun 1990 – 2010), ada perubahan penyakit terkait perilaku manusia, diantaranya penyakit menular (Infeksi saluran pencernaan atas, Tuberculosis, Diare) dan penyakit tidak menular (Tekanan darah tinggi, Stroke, Jantung, Kanker, Kencing manis). Prosentase penyakit tidak menular naik 50% dari periode sebelumnya. Sebanyak 16,9 Triliun atau 29,67% beban biaya JKN terserap untuk biaya penyakit katastropik (penyakit tidak menular).

Mengapa sih penderita penyakit tidak menular dari tahun ke tahun meningkat? Adapun penyebab penyakit tidak menular, diantaranya :

1. Kurang aktifitas fisik.

2. Kurang konsumsi buah dan sayur.

3. Minum alkohol.

4. Merokok.

5. Buang air besar sembarangan.

Selain itu, pencemaran lingkungan juga turut andil dalam penyebab terjadinya penyakit tidak menular, seperti :

1. Gas buang dari kendaraan bermotor.

2. Limbah pabrik.

3. Asap rokok.

4. Logam berat.

5. Pestisida.

Akan mengakibatkan :

1. Mencemari sumber air minum.

2. Polusi udara.

3. Mencemari tanah pertanian.

4. Mencemari tanaman, sayur mayur.

Jika zat pencemar masuk ke tubuh manusia, akan mengakibatkan penyakit tidak menular.

Dengan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka Kemenkes menggerakkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Mencegah penyakit menular maupun tidak, merupakan tanggung jawab diri sendiri. GERMAS itu sendiri untuk mencegah terserang penyakit menular maupun tidak.

Tujuan dari GERMAS adalah agar masyarakat berperilaku sehat, sehingga berdampak pada :

1. Kesehatan terjaga.

2. Produktif.

3. Lingkungan bersih.

4. Biaya untuk berobat berkurang.

GERMAS dilakukan secara bersama – sama, dan sistematis. Dimulai dari individu, keluarga, hingga pemerintah pusat dan daerah.

1. Kelompok pertama (Individu, Keluarga dan Masyarakat) : mempraktekkan pola hidup sehat sehari – hari. Misalnya : mencuci tangan sebelum makan, jalan sehat, membersihkan gorong – gorong, dsb.

2. Kelompok kedua (Akademisi, Dunia Usaha, Organisasi Masyarakat) : Menggerakkan institusi dan organisasi masing – masing. Misalnya : mengedukasi masyarakat betapa pentingnya hidup sehat, membuat program air bersih atau pengadaan jamban, dsb.

3. Kelompok ketiga (Pemerintah pusat dan daerah) : Menyediakan kurikulum pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga, menyediakan lokasi untuk car free day (CFD), membangun ruang public, pedestrian, dsb.

Kegiatan GERMAS, dapat dilakukan dengan cara :

1. Melakukan aktifitas fisik : membiasakan diri naik tangga daripada ekskalator atau lift, jalan kaki, dsb.

2. Mengkonsumsi sayur dan buah.

3. Tidak merokok.

4. Tidak mengkonsumsi alkohol.

5. Memeriksa kesehatan secara rutin : deteksi dini kanker leher rahim untuk perempuan, cek gula darah atau diabetes, dsb.

6. Membersihkan lingkungan.

7. Menggunakan jamban.



pada serius livetwit ya :))


Pembicara kedua, Bapak Ansarul Fahrudda, selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Menjabarkan tentang penyakit menular. Penyakit menular terdapat dua kata kunci, yaitu waktu (cepat atau lambat), cepat saat itu juga langsung terkena penyakit, lambat karena butuh proses penyakit menyerang tubuh. Yang kedua adalah dampak, penderita penyakit menular memiliki stigma yang buruk di dalam masyarakat. Nah, teman – teman, ada yang tahu perbedaan antara HIV dan AIDS? Kalau HIV itu merupakan virus yang hanya terdapat di dalam tubuh manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh, sehingga tubuh gagal melawan infeksi. Sedangkan AIDS, kumpulan gejala (infeksi opotunistik) yang disebabkan oleh, penurunan kekebalan tubuh, akibat tertular virus HIV dari orang lain.

Sebanyak 36.881 penderita HIV AIDS di Jawa Timur (hingga bulan September). 3.729 penderita AIDS telah meninggal, yang paling banyak laki – laki yaitu sebesar 63%. Stigma masyarakat tentang penyakit menular (khususnya HIV AIDS) sangatlah buruk, karena mereka berpikir jika penderita HIV AIDS sering gonta – ganti pasangan. Padahal kebanyakan yang terkena HIV AIDS itu merupakan orang yang baik – baik (tidak “jajan”). Nah, dibutuhkan peran serta semua elemen masyarakat untuk ikut peran serta mengedukasi masyarakat lain yang masih awam tentang HIV AIDS. Satu lagi penelitian yang membuat terkejut, bahwa komposisi penderita HIV AIDS di Jawa Timur, sebesar 17,74% adalah Ibu rumah tangga, atau sebanyak 2.930 jiwa. Sedangkan 6,33% merupakan PS^K, atau sebanyak 1.046 jiwa. Laporan ini masih bias informasi, bisa saja ketika mengidap HIV AIDS berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tetapi beberapa bulan sebelumnya berprofesi sebagai PS^K, atau ibu rumah tangga justru terkena HIV dikarenakan tertular melalui suaminya.

Bagaimana sih HIV kok bisa menyerang tubuh? Di dalam tubuh kita terdapat sel darah putih yang melindungi tubuh dari berbagi penyakit. Namun, virus HIV malah menyerang dan membunuh sel darah putih, akhirnya tubuh kita tidak dapat melawan berbagai penyakit yang masuk. Untuk penyebaran HIV, Jakarta lebih tinggi, sedangkan AIDS malah Jawa Timur yang tinggi.

Harus amat sangat berhati – hati jika transfusi darah, harus dipastikan benar – benar steril, karena HIV dapat menyerang melalui transfuse darah. Selain itu, HIV dapat ditularkan melalui cairan spe*ma, cairan vag*na, dan air susu ibu.

Ada cerita yang menarik nih yang diceritakan oleh Pak Ansarul. Pasangan yang akan menikah biasanya melakukan general check up, termasuk check virus HIV. Nah, jika mengetahui pasangannya mengidap HIV, banyak diantaranya yang memilih untuk pisah, tetapi masih sedikit yang lanjut ke pernikahan dan membantu pasangan untuk berobat. Ya, miris lah. Tapi apapun keputusan itu memang sudah dipikirkan secara matang, apalagi kalau pernikahan itu tidak hanya melibatkan kedua calon mempelai, tetapi melibatkan keluarga besar kedua belah pihak.

Penularan HIV itu sendiri, bisa melalui :

1. Hubungan seks yang tidak aman.

a. Heteroseksual.

b. Homoseksual.

2. Darah.

a. Transfusi darah.

b. Jarum suntik yang tercemar.

3. Ibu ke bayi.

a. Kehamilan.

b. Kelahiran.

c. Menyusui.

Jika teman – teman ingin melakukan tes HIV, berikut prosesnya ;

1. Tes HIV dilakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan atau atas anjuran petugas kesehatan.

2. Sebelum pengambilan darah, akan mendapatkan konseling oleh konselor terlatih (sekitar 10 -15menit). Kemudian menandatangani menyetujui atau menolak tes HIV.

3. Tenang, semua hasil tes maupun konseling dijamin kerahasiannya.

4. Hasil tes HIV (positif maupun negatif) langsung diberikan kepada kamu oleh orang yang sama.

Kemenkes (twitter)


Pembeicara ketiga yaitu Ibu Wiendra waworuntu, M. Kes Direktur P2PMLKemenkes RI, menjelaskan bahwa pengobatan HIV AIDS difasilitasi pengobatan grastis bagi warga yang ekonomi lemah. Tahun depan, 100% pengobatan dibebankan kepada APBN. Selain itu tahun 2020 Kemenkes menargetkan untuk 3 zero untuk pengendalian terhadap HIV AIDS :

1. Zero new HIV Infection. Untuk mencapai Zero New HIV Infection, dengan cara 90% mengetahui status HIVnya.

2. Zero AIDS Related death : 90% ODHA mendapatkan ARV.

3. Zero Discrimination : 90% ODHA on ART mengalami supresi VL.

Selain itu penting sekali ibu hamil untuk tes HIV, lebih baik diketahui sejak dini apabila ibu terkena HIV, ibu hamil akan mendapatkan HBIG obat untuk hepatitis B pada ibu hamil, agar tidak menular pada anak.

Selain itu, perlu diwaspadai perilaku sek*s pasangan kita, banyak juga laki – laki yang mengidap HIV AIDS, karena homosek*ual itu sendiri.

sumber : kemenkes (twitter)


Yang salah kaprah ini, tentang penularan penyakit HIV, ada yang bilang kalau bersentuhan, ci*man, digigit serangga, memakai peralatan makan yang sama, memakai toilet yang sama secara bergantian, bisa menularkan HIV, padahal faktanya, HIV TIDAK DAPAT ditularkan melalui kegiatan tersebut.


Mas Farid Hafifi.

Hadir juga Mas Farid Hafifi dari LSM Mahameru yang berkecimpung permasalahan ODHA, banyak ODHA yang perawakannya seperti orang sehat, bahkan banyak juga yang masih anak – anak. dibutuhkan pendamping secara intensif untuk anak –anak, karena pada masanya anak – anak bergejolak, merasakan ada yang berbeda dengan dirinya, karena terus – menerus harus mengkonsumsi obat, maka harus diberikan pengertian secara halus, jika ia mengidap HIV AIDS. Ada sertifikatnya loh bagi pendamping ODHA. LSM ini juga terjun langsung ke lapangan, misalnya mengedukasi apa itu HIV AIDS bagi siswa – siswi. Bahasa yang digunakan untuk mengedukasi anak harus sehalus mungkin, namun cara ini masih pro dan kontra, ada yang mengatakan edukasi haruslah secara gambling, terbuka, agar nancap langsung di memori si anak.

Acara dilanjutkan dengan pertanyaan dari peserta, ada salah satu peserta yang menyoroti tentang obat herbal, mengapa tidak menggunakan obat herbal untuk proses penyembuhan HIV AIDS, padahal Indonesia kaya akan tumbuhan herbal. Salah satu pemateri menjawab, memang ada beberapa orang yang sembuh dengan obat herbal, tetapi kesembuhan pasien tersebut tidak dapat digeneralisasikan bahwan salah satu obat herbal bisa menyembuhkan seluruh penderita, karena setiap orang mengalami kasus yang berbeda – beda, oleh karena itu harus teruji secara klinis.

Penjelasan lainnya, Pengobatan akan HIV AIDS ini belum ada, obat ARV hanyalah menekan perkembangan virus agar kekebalan tubuh tetap terjaga. Meminum ARV ini bisa dikatakan jangka panjang. Namun manfaatnya sangat besar, yaitu agar ODHA bisa produktif dan berumur panjang.

selamat untuk para pemenang :) 
Dari kiri : Mas Farid, Bapak Oscar, Ibu dari kemenkes (pengganti ibu Wiendra karena harus meninggalkan acara lebih awal, Mbak Amma dan Salfa, Mbak Tika, dan Pak Ansarul. Terimakasih untuk materi dan sharing pengalaman. Semoga blogger juga ikut berkontribusi untuk mengedukasi tentang HIV AIDS.

14 komentar untuk "Sukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk Menuju 3 Zero"

  1. emang hidup sehat itu penting banget, terutama untuk masa tuanya. sayangnya kalau untuk rokok aku susah banget berhenti hahaha :(

    BalasHapus
  2. Mari yuuuk giat olah raga walau hanya bersepeda atau naik turun tangga saat jemur pakaian demi pola hidup sehat.
    Goweees ke pasar :)

    BalasHapus
  3. Selain menjaga kebersihan, mendekatkan diri pada Tuhan juga bisa menjadi pencegahan y mb sari...:)

    BalasHapus
  4. Kesehatan memang menjadi barang mahal sekarang ini. Banyak orang merasa kuatir akan kesehatan dirinya. Baru kena jerawat aja misalnya (in misalnya), treatment sudah gila gilaan. Beberapa produk iklan pun seolah "menakuti" customernya. Iklannya nakutin hiheiheiiee. Untuk Merokok Alhamdulillah saya jarang sekali merokok. Sedang untuk konsumsi Buah dan Sayuran nah ini dia yang masih harus saya biasakan dan tingkatkan lagi. Makasih sudah mengingatkan. Salam dari Pontianak

    BalasHapus
  5. Aamiin YRA.... 😇

    Walaupun bagai butiran debu..smg kita bisa sentiasa berbagi ya мϐä ♥

    BalasHapus
  6. hati2 ya sar....eh maksudnya kita jg harus wasapada dan peka thd lingkungan sekitarnya :)

    BalasHapus
  7. duhhh...acaranya keren sekali...memperingati hari aids sedunia,

    tentunya ini acaranya bermanfaat sekali buat para blogger untuk berbagi dalam event ini...

    salam blogger mbaa

    BalasHapus
  8. Pencemaran lingkungan dari sungai yang juga perlu serius ditangai yah mbak. Apalagi masyarakat kita yang bermukim di sekitar aliran sungai, gak hanya menghindari banji untuk tidak buang sampah sembarangan, tapi menghindari timbulnya penyakit akibat itu. Ngeri juga mbak.

    BalasHapus
  9. Hmmm, miris banget dan harus waspada.

    BalasHapus
  10. wah bakal makin banyak yang mampir dimari nih mbak sukses terus mbak

    BalasHapus
  11. Belom pernah ikutan tes HIV. Rada takut juga sih. Bukan takut prosesnya, tapi takut hasilnya.

    BalasHapus
  12. hallooo mba Sari ..saya jadi serius menyimak atikel yang bagus ini.
    sudah seharusnya seluruh masyarakat aware tentang kesehatan serta berperilaku sehat.

    Dan pengetahuan seputar HIV tidak menjadi momok yang mengerikan.

    Berapa kisaran biaya untuk Tes HIV .. terjangkau umum kah ?
    Mungkin ada sejumlah saudara kita yg terindikasi HIV termasuk gol kurang mampu. Mudah2n dapat perhatian serius dari pihak terkait.

    BalasHapus
  13. Ulasannya lengkap. Nice share kakak

    BalasHapus
  14. Very nice info mba. Penyuluhan semacam ini memang kerap gencar dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah dan juga oleh pihak swasta maupun lembaga serta yayasan. Tapi sayangnya, segencar apapun juga usaha mereka, tidak sedikit juga perilaku masyarakat masih tidak peduli dan terkesan acuh.

    Itu pendamping ODHA akan dapetin sertifikat?? Maksudnya hanya mendampingi atau ikut merawat juga ya???

    BalasHapus