Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rokok dan Pengaruhnya Terhadap Kelompok Rentan.

rokok harus mahal


Jika berdiskusi tentang rokok, pasti berjalan sangat “alot”, ada pro dan kontra. Semua memiliki pendapat dan argumen yang kuat. Perokok masih setia dengan rokoknya, berpendapat rokok dapat mendatangkan “inspirasi”, memberikan perasaan relax namun tidak sadar, dalam perbuatannya telah melanggar hak orang lain untuk mendapatkan udara bersih, munculnya perokok pasif yang mengidap penyakit sama bahayanya dengan perokok aktif.

Udah pada tahu kan, zat – zat yang terkandung di dalam rokok merupakan zat yang membuat ketagihan dan merupakan bahan untuk pembuat aspal, mengapa masih dipertahakan “hobi” merokoknya? Jika tidak kerugiannya lebih banyak daripada manfaat yang dapat diambil dari rokok, mengapa banyak yang masih merokok? Jika teman – teman hanya melihat kerugian dari sisi kesehatan, sebenarnya dampak negatif dari rokok sangat luas, meliputi berbagai aspek. Seperti halnya yang bisa kita pelajari dari diskusi dalam program radio Ruang Publik KBR, “Jauhkan Kelompok Rentan dari Rokok” dengan pemateri : Dr. Abdillah Ahsan, Wakil kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI. Dr Arum Atmawikarta, MPH, Manager Pilar Pembangunan Sosial Sekretariat SDGs Bappenas


Kelompok rentan bisa dilihat dari kelompok yang berbeda – beda, misalnya kelompok rentan dari aspek kesehatan, yaitu : bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan para penderita penyakit tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, kelompok rentan bisa diartikan sebagai kelompok masyarakat miskin.

Kebutuhan akan rokok dalam masyarakat miskin hampir seperti kebutuhan pokok, menepati urutan kedua setelah kebutuhan pangan. Ironis sekali memang, uang rokok seharusnya bisa dibelanjakan untuk membeli buah, sayuran maupun susu agar asupan gizi anak dapat meningkat.


Rokok harus mahal


Harga rokok di Indonesia tergolong murah, beberapa negara telah menerapkan harga yang mahal untuk rokok dan terjadi dampak menurunya tingkat konsumsi di masyarakat. Rokok memang sudah saatnya memiliki harga yang mahal, untuk mencegah bertambahnya perokok yang masih muda maupun masyarakat miskin.

Seharus para perokok berpikir berulang kembali karena pengeluaran rokok akan lebih bermanfaat untuk menambah asupan gizi untuk keluarga. jika perokok berdalih, mengkonsumsi rokok untuk memberikan pendapatan negara, padahal jika ingin menjadi “pahlawan” negara, jadilah warga negara Indonesia yang taat bayar pajak. Pemerintah setiap tahunnya ingin menekan bertambahnya para perokok khususnya perokok yang di bawah umur, karena kemajuan bangsa terlihat dari generasi muda. Jauhkan generasi muda dari rokok, karena bersifat adiktif dan dapat meracuni kesehatannya sendiri maupun orang lain.

Selain dari sisi pemerintah yang menangani regulasi, diharapkan juga masyarakat ikut aktif agar perokok tidak bertambah. Dimulai dari keluarga, jika memiliki kepala keluarga yang perokok, bisa diberikan nasihat yang lembut untuk mengurangi kemudian menghentikan kebiasaan rokok, karena anggota keluarga memiliki hak untuk mendapatkan udara yang sehat. Anak – anak berhak tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang sehat. #rokokharusmahal #rokok50ribu

Posting Komentar untuk "Rokok dan Pengaruhnya Terhadap Kelompok Rentan."