Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Online shop berkonsep mall

Perkembangan teknologi semakin berkembang, apalagi jika jika melihat perkembangan internet, semakin luas jangkauannya dan biaya untuk menikmati internet semakin ramah di kantong, dengan uang seribu perhari sudah bisa menikmati layanan internet. Memanfaatkan internet tidak hanya untuk menunjang akademik, tapi dewasa ini internet menunjang perkembangan bisnis. E-commerce merupakan kegiatan jual beli yang memanfaatkan layanan internet. Tapi, istilah e-commerce sepertinya bergeser dan timbul istilah yang lebih populer yaitu online shop. Pastinya tahu dong kegiatan online shop, banyak yang memanfaatkan sosial media untuk menggelar lapak dagangannya. Bagaimanana dengan kamu, apakah sebagai pelaku online shop atau sebagai konsumen yang memanfaatkan jasa online shop? Seperti halnya denganku yang memanfaatkan akses internet untuk mendulang pundi – pundi rupiah. Mulai dari reseller baju, cemilan dan masih banyak lagi yang dirintis sejak kuliah, dan pada akhirnya jatuh hati dengan produk handmade.

Tak perlu susah – susah atau berpikir keras ketika menentukan barang apa yang akan dijual, mudah kok untuk berjualan, coba saja menjadi reseller atau dropship dari pelabagai produsen. Tapi, yang dinamakan enterpeuner atau wirausaha ya bisa memproduksi barang sendiri, kalau masih reseller atau dropship ya bisa dikatan sebagai pedagang *CMIW*. Tapi apa salah menjadi reseller atau dropship? Oh tentu saja tidak, aku pun memulainya dengan cara reseller produk fashion, dank arena menjadi reseller, aku pun tahu mana barang yang banyak dinikmati pelanggan (otomatis perputaran barangnya cepat) dan mana yang tidak. Baru deh seiring berjalannya waktu dan tambahnya pengalaman, bisa tuh jadi produsen. Masak iya sih kita gak mau meluncurkan produk kita sendiri dan menggunakan label sendiri.

Saat aku jadi reseller, ada sisi buruknya sih. Waktu itu menjadi reseller yang tamak, waktu boomingnya rainbow cake, ikuatn jualan rainbow cake, lagi booming kripik pedas, ikutan jualan kripik pedas, ya seperti itulah pola jualanku saat itu, mengikuti arus! Dan pada akhirnya berpikir, apa yang menjadi cirri khas produk yang aku jual? Capek sendiri ternyata jika harus mengikuti arus, laris sih iya tapi pada akhirnya kita perlu identitas, perlu sebuah brand. Seperti halnya, “Kalau pengin brownies ya belinya di brownies Amanda” atau “Kalau inget kripik pedas, ingetnya ya kripik maicih”. Dan akhirnya, aku tidak ingin menjadi pedagang yang tamak.




BACA JUGA : TRIK JUAL BELI MOBIL




Akhirnya, ya nyemplung di dunia handmade, karena gabung di pelbagai komunitas handmade, komunitas loh ya bukan grup jual beli handmade. Komunitas yang mengadakan workshop, mengadakan gathering maupun arisan. Ya, kita komunitas dan jangan pernah bekerja sendirian, karena itu akan sangat melelahkan. Dengan adanya komunitas juga sebagai suntikan energy dan ilmu. Oke, akhirnya aku memutuskan untuk menjual all about handmade, toh dirumah juag biasa buat ini sendiri, remake barang bekas, dan seperti mengerjakan sesuatu tentang handmade tidak melelahkan, aku menikmatinya. Asal tahu saja, menjual barang dagangan orang lebih mengasyikkan ketimbang membuat produk sendiri, hehehe itu menrutku ya. Ya kan nantinya kalau ingin jadi produsen, bukan berarti kita yang jahit sendiri, tempelin kancing sendiri, kan bisa memperkerjakan karyawan. Eits, tapi tetap harus tahu basic barang yang kita produksi, masak iya produksi baju tapi gak tahu bedanya katun sama polyster, ntar malah kena tipu karyawan kita. Nah, meskipun gairahku lebih gede untuk jualan barang ketimbang di belakang produksi, aku tetap mempelajari dasar – dasarnya, seperti bertanya teman – teman tentang bahan- bahan yang mereka gunakan dan juga harga plus toko mana yang supply dengan harga terjangkau.

Media untuk gelar lapak masih jatuh cinta sama facebook, apalagi sekarang facebook juga memiliki fitur fanpage yang mempermudah kita untuk gelar lapak, tapi entahlah kurang aktif di facebook, malah lebih aktif di bbm atau WA (lebih cepat respon melalui kedua media tersebut) eh suwer aku gak broadcast untuk dagangan. Memanfaatkan facebook sih sebagai tempat upload produk dan testimony, ibaratnya kayak gudang. Tapi banyak interaksinya lewat WA/BBM. Nah, ingin sekali dari situlah aku ingin memiliki website online shopku sendiri. Oke, jualan lewat facebook memang mudah, tapi dilihat dari prestisius dan trust, maka customer lebih memilih berbelanja di tempat yang terpercaya, yaitu website. Okelah kita punya sahabat yang percaya dengan online shop kita, tapi kita juga butuh pelanggan baru untuk memperlebar network kita. Gunanya punya website untuk online shop, yaitu menjaring customer baru dan mempermudah customer lama untuk berbelanja. Ingat, BBM juga sering pending maupun trouble, kalau punya website kan enak, tinggal klik – klik, bayar dan kirim barang. Untuk konsep online shop, aku melirik websitenya Zalora. Dan juga, memiliki website, ibaratnya kalau kita jualan offline, pastinya punya toko untuk pajang barang dagangannya, nah website ini sebagai toko kita, rumah kita di dunia maya.

Online shop dengan konsep Mall (One stop shopping).

Suwer, bukannya karena aku sering dapat job dari situs Zalora, tapi memang suka dengan konsepnya, one stop shopping. Dari tas hingga sandal pun ada, ini keren! Menjaring customer, dengan pelbagai produk, kalau tidak ada yang sreg dengan pilihan baju, pasti incer sandal yang lucu – lucu, ibaratnya gak bawa tangan kosong saat belanja. Banyak produk yang ditawarkan (masih dalam koridor fashion) dari brand terkemuka hingga brand yang ready to wear, lengkap!

Tampilan web.
Apakah kalian tahu jika ini menggunakan "paint", entahlah aplikasi yang lain lagi update yang tak kunjung selesai *cobaan* *elus dada* *dadanya Dude harlino*



Keterangan :

1. Terdapat 4 Slide, terdiri dari :

a. Logo toko online beserta informasi kontak (sosial media plus nomer kontak)

b. Produk terbaru yang bisa di link ke katagori produk baru.

c. Produk populer atau yang terlaris yang di link ke katagori produk laris.

d. Kegiatan offline (bazaar, kegiatan sosial, dll) yang link ke blog toko online.

2. Di atas header ada icon sosial media yang link langsung ke sosial media toko online, kemudian ada login/sign up, dan tentu saja cart atau tas belanja.

3. Berupa teks berjalan sebagai pengumuman adanya promo atau pengumuman jika website mengalami maintenance.

4. Nantinya akan diisi oleh katagori produk, mulai dari katagori aksesoris kemudian ada dropdown (bros flannel, bros rajutan, dll), katagori baby outfit (sepatu bayi rajut, topi bayi rajut), fashion wanita (tas zipper, tas katun, tas rajut), home decoration (taplak rajut, boneka imut, tatakan gelas, tempelan dinding dari rajutan) cara order/cara pesan, promo.

5. Search box.

6. Cari produk berdasarkan katagori, kemudian ada dropdown yang diisi (fashion wanita, aksesoris, baby outfit, home decoration).

7. Cari produk berdasarkan harga, (10.000 – 20.000, 25.000 – 45.000, 50.000 ke atas).

8. Merupakan display produk. Untuk keterangan lebih lanjut ada detail untuk barang yang di display.

9. Info toko. Ada logo, tagline, about toko dan detail info toko (alamat, nomer yang bisa dihubungi, sosial media).

10. Testimony dari pelanggan, itu loh testimoni berupa teks yang bergerak ke atas.

11. Berlangganan melalui email atau istilah kerennya news letter.

12. a. merupakan blog yang berisi informasi, seperti cara merawat bahan yang berbahan rajut, cara padu padan fashion, dan sebagainya.

b. merupakan informasi / berita kegiatan offline, misalnya kegiatan bazaar, atau kegiatan kumpul komunitas.

13. yang kotak – kotak kecil berupa deretan sosial media, logo bank, dan logo ekspedisi.

14. berupa informasi alamat toko dan nomer yang dapat dihubungi.

15. copyright untuk yang membuat toko.

16. berupa live chat, jadi letaknya tidak nempel di footer melainkan melayang.

Mengapa aku memberikan banyak sekali porsi sosial media, dan alamat toko? Karena eh karena untuk memudahkan pelanggan ketika berbenja di online shop kita. Kita perlu scroll ke atas lagi untuk mencari logo sosial media, bisa klik lewat sidebar ataupun footer.



(hei, apa sudah lelah membaca postinganku ini? Tenang ini masih setengah jalan *ngakak cantik*)



*Warna dalam gambar hanya untuk membedakan antara header dan fungsi lainnya. Bukan berarti nanti online shop-ku berwarna – warni.*



Display produk.
Jika anda melihat garis - garis yang mletot, kesalahan bukan berasal dari mata anda. Karena memang mletot - mletot pakai paint.



1. Berupa produk terbaru yang bisa digeser kanan ataupun kiri.

2. Berupa produk terlaris yang bisa digeser kanan atau kiri.

3. Berupa produk berdasarkan katagori (aksesoris, fashion wanita, baby outfit, home decoration). Kota kecil di samping merupakan “selanjutnya” dan jika klik “selanjutnya, langsung membuka dertan produk berdasarkan katagori yang diklik.



Detail produk.

detail produk.


Saat membuka salah satu produk, begini nih tampilannya :

1. Tampilan produk yang bisa di zoom.

a. Foto produk tampak samping.

b. Foto detail produk tampak belakang.

c. Foto produk jika produk tersebut memiliki warna yang berbeda dari foto yang pertama.

2. Keterangan / detail produk berupa informasi bahan, panjang, lebar, warna yang tersedia, stok, dan diberikan informasi seputar fungsi produk.

a. Tombol wishlist jika produk ternyata sudah sold out.

b. Tombol beli. Yang kemudian lanjut ke keranjang belanja untuk diproses.



Ya seperti itu online shop impianku, tentu saja untuk warna background pastinya putih agar nyaman di mata, minimalis, dan ingin juga jika responsive, jadi bisa diakses lewat pc, tablet, atau smartphone. Untuk nama toko sih sejujurnya belum ada, tapi sudah menyiapkan dua nama, ya kali aja waktu nanti daftar domain, ada salah satu yang unavailable, biiki dua biar jaga - jaga gitu. Semoga terwujud… aaaaamiiiiin.

Karena konsepnya mall (one stop shopping) pasti banyak barang yang dijual. Karena, nanti kira – kira lima bulan atau lebih, selain menjual produk dengan label sendiri, aku juga punya impian agar teman – teman crafter (utamanya teman – teman crafter Sidoarjo) go online! Banyak juga loh yang produksinya bagus – bagus tapi belum punya website sebagai identitas. Boleh lah gabung denganku menggunakan sistem konsinyasi atau bagaimana kita musyawarahkan dengan win-win solution, yang penting jika ingin tampil di web ini, jangan ada produk yang sama, itu menghindari yang namanya perang harga. Misalnya, si Mbak A ingin menjual tas dari zipper, dan Mbak B boleh menjual tas asal dengan bahan lain, rajutan misalnya. Ya memang tidak ingin sukses sendirian, bantu juga teman – teman yang mau, fokus dan serius untuk menekuni bisnis. 



Posting Komentar untuk "Online shop berkonsep mall"