Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencari kata ikhlas di tumpukan jerami.

Ya sedikit racauan di akhir bulan ini dan akhir tahun. Maunya sih enggak meracau dalam blog, duh tapi gimana ya, rasanya kalau dipendam sendiri rasanya mau meledak! kalau curhat ama sahabat ada kalanya malah kita gak mau merepotkan sahabat kita hanya untuk urusan "sepele" apalagi banyak sahabat yang sudah keluarga yang cenderung masalahnya lebih beragam dan bikin geleng - geleng kepala, rasanya juga ciut ketika, "Ikh masalah gini aja kok curhat ke teman." ya sudah, melampiaskan ke blog adalah salah satu cara agar legaaaaa...


Hmmm... meskipun di blog ini ada label dear diary, sebenarnya label dear diary digunakan untuk segala bentuk aktifitas, bukan yang curcol kayak gini. hahahaha.. Sebenarnya, pertama kali menulis blog juga berasal dari curcol tapi lambat laun kok rasanya pengin mengurangi curcol dan mengisi konten dengan sedikit ya jauh dari curcol, seringnya sih aku siasati dengan posting tutorial meskipun itu tutorial sederhana. Ya, gimana ya. semakin lama berkecimpung *gayanya* dengan blog, pada akhirnya akan ada pertanyaan, "Blog ini mau diapain enaknya?' dan akhirnya aku memutuskan untuk mengurangi postingan curcol yang cenderung mengumbar perasaan pribadi, entah mengeluh, marah, putus asa atau postingan yang ya sekiranya mengumbar emosi sesaat tanpa ada manfaat yang diberikan.

Ya, sekali lagi blog kamu ya kamu sendiri yang menentukan. Blog kamu ya hak kamu mau gimana.

Tapi entah kenapa rasanya pengin nulis uneg - uneg semuanya. Sssssttt... aku punya tipsnya nih, kalau nulis uneg-uneg yang cenderung ke emosi tanpa harus menyertakan label apapun, biarlah terkubur di blog kamu yang kamu miliki dan jangan terlalu gamblang untuk menceritakan apalagi menyebutk nama orang *apa sih ini*.


Ada yang bilang ikhlas itu seperti Al-ikhlas yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya, yang artinya ikhlas itu bukan diucapkan dengan kata - kata tapi perbuatan. Kalau ada yang bilang, "Aku sudah ikhlas kok." berarti perlu dicurigai tuh beneran ikhlas atau enggak. Ikhlas gak segampang yang dipikirkan, ikhlas bukan berati melupakan, tapi ketika diungkit masa yang telah lalu, hati masih nyeri. Buatku masih sebuah misteri, berasa sudah menjalankan sesuatu yang benar, eh ternyata hasilnya zonk! hmmm tapi tergantung kebenaran seperti apa, kebenaran menurut manusia atau menurut Ilahi? Sudah melakukan yang terbaik eh ternyata masih ada kerikil yang menghalangi. Aku rasa semua baik - baik saja, ternyata ada sebuah rahasia kecil yang menyeruak. Aku pikir sudah melakukan yang terbaik, tapi nyatanya masih jalan di tempat. Oh God! apa yang salah denganku, ya bagaikan dua sisi mata uang ada yang bilang aku tak melakukan apa - apa (dan anehnya aku merasakan hal yang sama) ada pula yang merasa dan bilang, hmmm enggak nyangka kamu bisa lakuin hal itu, Sari. (dan memang saya harus melakukan yang terbaik untuk diri sendiri sebelum untuk orang lain. Ya semua perjalanan enggak selalu lancar jaya kayak jalan TOL selalu ada tikungan tajam, jalan menanjak, kerikil kecil atau malah ada yang menyebar paku. Kadang up and down. Merasa melakukan hal yang tak berguna menurut orang lain, tapi menurut diri sendiri, melakukan yang luarrr biasa. Ya, mungkin harus melihat segala sesuatu tidak hanya dalam satu sudut pandang saja, melihat dari atas bawa samping depan belakang maupun miring.

Ya sudah sekian dulu, banyak harapan, doa dan tantangan untuk tahun 2015 semoga tahun 2015 lebih baik daripada tahun 2014.


Oiya, minta doanya untuk kesembuhan Bapakku ya.... hah! rasanya susah juga kalau harus "baik - baik saja" di depan orang, tapi sebenarnya aku tidak baik - baik saja. Tapi, setidaknya aku tidak ingin orang sekelilingku mengkhawatirkan aku. Semangaaaaaaat!!!! back to realty!

Posting Komentar untuk "Mencari kata ikhlas di tumpukan jerami."