Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pahlawan versi Sari Widiarti


selamat hari pahlawan.


Bertepatan dengan Hari Pahlawan yaitu Tanggal 10 Nopember. Tanpa jasa pahlawan, kita nggak akan bisa menghirup udara bebas seperti ini, bebas internetan di mana aja, atau mengenal yang namanya teknologi. Banyak cara untuk mengenang para pahlawan, ada yang mengikuti upacara, mengikuti parade dan masih banyak lagi, termasuk menulis postingan tentang pahlawan. Sebagai blogger yang baik hati dan tidak sombong *uhuk* ingin merayakan hari pahlawan melalui postingan ini, ungkapan dari hati *tsah*.

Tentu, keadaan Indonesia masa kini sangat berbeda dengan tempo doeloe. Cara memperjuangan kemerdekaan pun dengan cara yang berbeda, kalau dulu menggunakan berbagai jenis senjata, kalau sekarang lebih menggunkan apa yang kita punya. Tak perlu minder dengan kalimat, “Ah, saya ini apa, saya biasa – biasa saja.” Sebenarnya, setiap orang itu unik dan nggak ada yang “biasa – biasa” saja. Misalnya jadi pahlawan di keluarga kamu karena setiap hari bangun pagi terus masak untuk keluarga, itu pahlawan loh dengan cara tidak membiarkan keluargamu kelaparan. Atau hanya sekedar bangunin anggota keluarga untuk bangun pagi.

Mulai dari diri sendiri, menyebar ke sekitar.

Banyak buku motivasi maupun biografi yang memang sangat menginspirasi atau bisa juga disebut dengan pahlawan kekinian, bermodal kreatifitas dan usaha keras, ternyata menghasilkan karya yang luar biasa. Dari yang aku baca sih, mereka ini mengawali suatu gerakan karena didasari oleh kegelisahan lingkungan sekitar. Contoh yang paling dekat yaitu gerakan ibu – ibu PKK yang sekarang aktif memilih dan memilah sampah rumah tangga. Atau, seperti salah satu temanku yang aktif di organisasi literature, selalu membuat gerakan agar setiap anak memiliki kesempatan untuk membaca buku secara gratis. Nah, sebenarnya nggak perlu terlalu muluk jika ingin menjadi seseorang yang bermanfaat. Coba tengok sekitar.

Gimana mau jadi pahlawan, kalau bangun pagi aja susah?


Huahaha, sebenarnya kalimat itu pas banget sama keadaanku sewaktu masih kuliah. Rasanya setiap hari tuh ada aja keluhan yang capek lah, yang tugas nggak kelar – kelar, blablabla, banyak banget alasan, meskipun kalau dikerjakan tanpa mengeluh ya sebenarnyanya bisa saja. Sudut pandang menjadi berubah saat mulai KKN, meskipun di hanya di Jawa timur, tapi masih ada loh wilayah yang menurutku masih tertinggal, yaitu di daerah Malang selatan. Di daerah sana, masih banyak yang belum bisa membaca tetapi jago banget urusan metematika (hitung duit), masih jauh dari akses ke kota, jalan aja masih batu dan pasir, yang lewat kebanyakan truk untuk menganggkut hasil panen, dan sepeda motor yang seadanya gitu, fasilitas sekolah masih bisa dihitung dengan jari, tetapi banyak tempat beribadah sekaligus tempat menimba ilmu agama, warga sekitar hanya tahu tentang bercocok tanam tetapi belum paham untuk mengolah agar nilai barang menjadi lebih mahal, banyak sekali yang masih remaja sudah menikah. Sedih.

Berawal dari hal yang sederhana.

Karena banyak kegelisahan atau permasalahan di daerah tersebut, maka teman – teman satu tim langsung memiliki beberapa program selain program mengajar karena program utama memang tugas utama dari KKN tematik, program lainnya berupa meningkatkan nilai suatu produk, seperti cara pengemasan agar terlihat menarik, cara mengolah bahan dengan sederhana namun tetap bernilai jual tinggi. Sebulan melakukan kegiatan KKN membuat terharu dan bikin kangen, selain kita mengajari ilmu yang pernah kita dapatkan, teman – teman juga dapat ilmu dari warga sekitar yang masih kental kekeluargaannya.



Sebenarnya mudah kan ya kalau ingin menjadi pahlawan atau setidaknya menginspirasi lingkungan sekitar. Eits, tentu saja apa yang kita lakukan harus tulus, kan pahlawan melakukan segala sesuatu tanpa pamrih *smile emoticon*.

Posting Komentar untuk "Pahlawan versi Sari Widiarti"