Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Racauan Malam

Malamku penuh dengan kekhawatiran. Malamku penuh dengan kecemasan. Malamku penuh dengan permohonan - permohonan, agar semua hanyalah mimpi buruk, semua akan hilang ketika kumembuka mata, ketika malam telah sirna.

Boleh saya bersandar?
Boleh saya hanya berdiam diri saja? Tak perlu menuntut saya untuk berjuang. Sendiri bukan berarti mampu berdiri, tanpa rasa mengeluh atau mencaci diri sendiri.
Boleh saya menunjukkan rasa lemah saya? Rasa tidak berdaya saya? Rasa yang sepertinya tabu untuk ditunjukkan ke semua orang, karena semua berpikir jika sari bukan orang yang lemah, bukan orang yang seperti itu.

Malam yang tak pernah sepi, tidak ada sekat antara masa lalu maupun masa depan, tapi aku masih enggan beranjak, bingung melangkah ke mana. Hanya ingin berdiam diri tanpa melakukan apapun, semua baik-baik saja tanpa harus berjuang sedemikian rupa. Saya hanya lelah,itu saja.

Sudah cukup rasanya memiliki emosi yang naik turun, tapi semuanya berbisik agar saya terus bersabar, agar saya harus kuat, padahal saat ini tidak tau apa yang harus dilakukan, semua langkah sepertinya sekedar melangkah, sekedar untuk bertahan, padahal banyak pertanyaan yang memberatkan langkah, "mengapa harus saya", "bagaimana seandainya.." , "Bagaimana jika begini..", "haruskah seperti ini.." 
Entah lah, selalu takjub dengan pemikiranku yang semakin kusut.

Tenang Ma. Aku baik-baik saja, dan akan tetap baik-baik saja meski banyak pertanyaan dan pemikiran yang belum selesai. Mama berjuang, akupun. Mama baik-baik saja, akupun. Tetapi jika Mama tidak baik-baik saja, aku masih di samping Mama, tersenyum dan selalu ada untuk Mama.

Posting Komentar untuk "Racauan Malam"