Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Takut Kepada Malam



Seharusnya malam merengkuh semua mimpi,
seharusnya malam menenangkan, kembali ke peraduan.
tapi tidak untuk malamku, semua dipenuhi ketidakpastian,
apa masih ada esok hari, apa masih ada masa depan yang pantas untuk dinanti.



Ingin rasanya membelakangi dunia,
menumpahkan semua tangis yang aku punya,
bahwa belahan jiwaku tidak baik - baik saja.

Memang, aku bisa melewati malam kali ini,
tapi aku tak bisa berjanji akan bisa melewati malam yang lain, jika terulang lagi, nanti.
menyuruhku kembali ikhlas, mungkin untuk yang terakhir kali.

Aku hanya mampu bersimpuh, merapal doa yang aku mampu.
meski doa tak terdengar dari mulutku karena tertutup suara tangis yang pilu.
Aku rela menukarkan hidupku, hanya untuk melihat belahan jiwaku selalu tersenyum di depanku.

Kata mereka semua akan baik - baik saja.
kata mereka jangan menyerah.
tak bisakah aku hanya berdiam diri saja?
tak harus berjuang untuk tetap tegar, tak harus berpura - pura senyum padahal aku tak mampu bernapas.
menyerahkan semua kepada waktu, entah nantinya akan dibawa kemana.

Ma, aku baik - baik saja, sungguh.
tak bisakah berhenti berangan - angan tentang pernikahanku,
padahal saat ini tak bisa memikirkan apa - apa selain kesehatanmu.
Ma, yang aku tahu, jodohku tak akan pernah datang terlambat,
mungkin sekarang kita sama - sama berdoa agar segera dipertemukan,
nanti, akan ada hari dimana kita saling menatap satu sama lain, dan berbisik, "Ya, kita akan saling melengkapi."
Kumohon, bertahanlah, Ma, sedikit lebih lama, semua angan - angan tentang pernikahanku, akan aku kabulkan, semua rencana - rencana detail pernikahan, akan aku jalankan. Tapi berjanjilah Mama akan selalu ada untukku, karena aku selalu ada untuk Mama.


Lirih, kuberbisik kepada diriku sendiri, semua akan baik - baik saja.




(8/04/2018)

Posting Komentar untuk "Takut Kepada Malam"