Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Dear Mama] 40 hari

Bukan karena raga yang tak lagi di sisi,
tapi kenangan yang selalu mengitari,
berharap semua hanyalah mimpi.

Ilustrasi
Nggak yangka kalau sudah 40 hari, tapi rasanya nggak pernah kering air mata kalau rindu Mama, entah lah kejadian waktu itu begitu mudahnya berulang - ulang di pikiran. Mau nulis apa juga bingung, tapi pengin nulis karena rindu. Sampai sekarang pun kalau mau nangis selalu sembunyi - sembunyi dari Bapak, takut Bapak kepikiran, lah Bapak nggak jarang curhat juga kalau masih keingat mama, ya momen - momen yang harus ikhlas untuk melepaskan, mau nggak mau aku harus tegar di depan Bapak, aslinya sih hatiku rasanya kayak perih nggak tahu kenapa.

Sebenarnya pengin niat nulis yang nggak sedih - sedih, tapi ya mau gimana lagi, masih melow hati ini. 40 hari ini tentunya ada yang berubah, dulu suka banget nonton serial tv yang bertema medis atau tema kejahatan, sekarang nggak kuat nonton dengan genre seperti itu, nggak kuat lihat orang kehilangan terutama karena meninggal, nggak kuat denger bunyi sirene, nggak tahu kenapa, nggak nyaman rasanya, semacam gelisah, dan kurang suka dengan rumah sakit, bahkan selalu berdoa kalau nggak ada yang nyuruh aku untuk jenguk sodara atau teman di rumah sakit, rasanya nggak nyaman aja sih ke rumah sakit, masih inget kejadian - kejadian lalu. pfffffttt... dengan beberapa perubahan sikapku, aku nggak menyebutnya mengalami kemunduran atau sari trauma ya? bukan, bukan seperti itu, aku menyebutnya, memang ini momen yang harus aku jalani, nanti pada saatnya, waktu yang tepat, nanti aku juga akan terbiasa dengan bunyi sirene, dan hal - hal yang bikin nggak nyaman. Nanti akan ada caranya untuk melewati ini semua disertai waktu yang mampu menyembuhkan.

Selain perubahan seperti yang aku tulis, aku rasanya berasa kayak cowok, wkwkw... ya gimana dong, kalau bapak mau pergi ke mana gitu, minta aku untuk ikutan, kadang bapak lupa, kadang lamaaa gitu kalau memutuskan sesuatu, jadinya aku yang harus tegas, atau akunya yang ngeyel , sebagai pengingat biar nggak ada yang terlupa. kadang aku juga takjub sendiri, kok bisa ya aku ngomel - ngomel (dalam arti tegas loooh πŸ˜—), aku ini orangnya masa bodo, nggak peduli sama sekitar eh sekarang sedikit lebih peduli, meski cuek - cuek nggak jelas😁 tapi teteeep, nggak suka pendam, langsung ngomong apa yang ada di pikiranku, eh tapi liat - liat dulu sih, orangnya santai atau baperan πŸ˜‚ malah ngelindur aja nih tulisan.

miss you ma, semua kenangan yang nggak bisa ditulis di sini, semua masih ada di hatiku. Mama udah nggak merasakan sakit lagi, bahagia di sana, aku baik - baik saja, masih menjadi si bungsu yang paling manja, tak perlu khawatir, semua berjalan baik - baik saja, semua menjalankan aktifitasnya seperti sedia kala meski terbesit kehilanganmu, its okay.. semua baik - baik saja. Al fatihah

Posting Komentar untuk "[Dear Mama] 40 hari"