Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dear Mama : 30 tahun

senyuuum

Dear mama,

semesta tak lagi sama,

tapi bukan waktunya untuk menyerah.

bukan duka yang kurasa

hanya rindu yang melanda.

Dear mama,

aku baik - baik saja.

membiasakan diri melewati momen - momen terpenting tanpa kehadiran mama.

Kelak, mungkin nantinya saatnya aku menikah, mama tidak ada di sampingku, tidak dapat melihatku menjadi wanita paling cantik di hari bahagiaku. Tapi, entah hati ini tetap percaya, di atas sana pasti mama juga ikut merasakan bahagia yang aku rasakan. Sungguh, aku akan berikan apapun agar dapat lebih lama dengan mama

kematian merupakan sebenar - benarnya kehilangan, sebenar - benarnya kita menjadi makhluk yang paling lemah.

Sekeras apapun aku berteriak, mama tetap terdiam.

Sebanyak apapun air mata yang aku keluarkan, mata mama tetap terpejam.

Selama apapun aku memeluk mama, tubuh mama hanya diam tak bergerak.

Itu hanya raga mama, tak mampu lagi memeluk, menemani aku makan, elus – elus lembut rambutku, tak bisa ketawa bersama lagi, nggak bisa lagi curhat. Sekarang Mama tidur untuk selamanya.

Tuhan, rasanya tak ingin kembali ke masa itu, tak ingin berada di titik di mana menjadi manusia yang paling kecil, paling lemah, tidak dapat melakukan apapun dan tidak pernah siap jika berhadapan dengan kematian. Tidak sanggup lagi jika kehilangan orang – orang yang aku sayangi, rasanya biar aku saja yang menggantikan, biarkan umurku yang dipotong dan bisa menjadi lebih lama bersama orang – orang yang aku cinta.

Semua baik – baik saja, kataku. Terus meyakinkan diri kalau kehidupan masih berjalan, kehidupan masih terus butuh perjuangan hingga napas berhenti berhembus. Selalu percaya jika mama tetap ada, melalui kebaikan – kebaikan yang diajarkan.

Ternyata hanya selama 29 tahun diberikan kesempatan untuk bersama Mama, jika diberikan kesempatan lagi, rasanya ingin lebih lama dan lebih banyak waktu yang ingin aku habiskan bersama mama. Tapi, pemikiran itu aku enyahkan sejauh mungkin. Selalu berkata kepada diri sendiri kalau aku sudah melakukan yang terbaik, berterimakasihlah kepada dirimu, dan lanjutkan hidupmu. Jangan pernah ada penyesalan dalam masa lalu, lakukan yang terbaik untuk masa depan.

Mengapa aku menulis ini? Apa aku ingin mendapatkan perhatian? Apa aku ingin simpati teman – teman? Bukan, karena dengan menulis aku merasa jujur dengan diri sendiri, meskipun saat menulis banyak terhenti, saat menulis banyak menangis, tidak langsung jadi satu tulisan dalam satu malam, tapi berhenti menjadi draf, tulis lagi, draf lagi, hingga akhirnya bisa publish. Meski hanya beberapa kata, tak sepanjang blogpost lainnya. Ternyata semakin menulis, semakin terasa sesak di dada, rindu kepada Mama semakin dalam. Mencoba terus menulis, mengeluarkan apa yang aku rasa, pelan - pelan.

Aku juga yakin di luar sana banyak yang merasakan kehilangan. Nikmati saja prosesnya, tidak perlu merasa bisa mengatasi sendiri, jika merasa tidak baik – baik saja, katakanlah kepada keluargamu, kepada sahabatmu, jangan merasa sendiri untuk menghadapi persoalan. 

Jangan lupa untuk tersenyum.

Selamat ulang tahun Sari... Doa - doa yang baik dan keberkahan selalu mengitari. Aamiin

Posting Komentar untuk "Dear Mama : 30 tahun"