Kegiatan Positif Dan Produktif Saat Di Rumah Saja.
It's okay not to be okay.
Kita tidak bisa membendung informasi yang beredar tapi kita bisa menyaring informasi yang akan kita terima. Olah lagi informasi yang benar-benar fakta, dan bisa diambil sebagai langkah untuk waspada, buang segala informasi yang menyesatkan, hanya membuat panik dan tidak ada hikmah yang bisa diambil jika itu hoax. Ibaratnya seperti bola salju, menggelinding semakin besar, virus ini memiliki dampak yang luar biasa, seperti ekonomi, teman saya yang terpaksa banting setir untuk jualan apapun karena pekerjaan utamanya terkena imbas, keluarga saya ada yang di-PHK, dan masih banyak lagi. Tidak hanya ekonomi, tapi juga memiliki dampak ke mental. Pernah baca kan berita tentang kelangkaan masker, hand sanitizer karena banyak yang melakukan panic buying, semua diborong dalam jumlah besar, banyak yang tidak mendapatkan barang, selanjutnya bisa ditebak, barangnya ada tapi harganya selangit.
It's okay not to be okay (dok.pribadi) |
Semua berita yang berdampak ke masayarakat hingga dalam anggota keluarga saya juga ada yang melakukan pembelanjaan barang secara emosional. Saya sampai heran, “Ternyata mengedukasi anggota keluarga lebih susah ketimbang orang lain”. Berselisih paham tidak bisa dihindarkan, maksudnya mengingatkan tapi mendapatkan penolakan. Ya sudah sabar saja, karena jika menasehati orang lain, akan mendapatkan 2 respon, diterima atau ditolak. Jadi, saya tidak ambil pusing, sabar saja kalau ditolak, yang penting diri sendiri sudah memahami mana perbuatan yang benar dan tidak ikut memperkeruh suasana dari dampak Virus Corona ini.
Meskipun saya senang menyendiri, tapi manusia membutuhkan bersosialisasi. Biasanya berkumpul, ngobrol dan makan bersama teman, sekarang serba virtual, tapi beda kalau bertemu secara langsung. Jadi, ada suatu perasaan yang kurang nyaman, apalagi komunikasi via chat, ada saja kesalahpahaman, kadang tidak sadar jika menyinggung orang, atau tiba-tiba merasa tersinggung. Perasaan yang campur aduk ini bikin emosi naik turun. Beruntung saya megikuti kelas online tentang kesehatan mental dalam masa pandemi.
Dalam pembelajarannya, saya menarik kesimpulan jika “It's okay not to be okay”. Wajar loh kalau merasa tidak baik-baik saja dalam masa yang sulit seperti ini. Pahami dan kenali emosi yang dirasakan, kemudian mengelola emosi negatif. Saya juga mendapatkan beberapa tips dari teman dan berbagai sumber, hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan :
1.Pilihan atau tindakan orang lain.
2.Masa depan.
3.Alasan orang lain untuk mengambil tindakan.
Hal yang tidak bisa dikendalikan (dok.pribadi) |
Kita bisa mengendalikan diri sendiri, memilah berita positif dan negatif, tidak ikut menyebarkan informasi yang meresahkan, tidak panik untuk membeli barang secara berlebihan dan hal-hal sebelum bertindak, diri sendiri dapat mengambil sebuah pilihan.
Dimulai dari diri sendiri.
Perubahan itu akan terus ada, bisa dilihat dari lingkungan sekitar, muncul rasa khawatir akan masa depan, resah dan cemas akan penghasilan, bingung caranya bertahan, istirahat sejenak berikan waktu untuk menerima keadaan kemudian berpikir mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Perubahan dari luar, membuat saya lebih peduli dengan diri sendiri, memahami apa yang dibutuhkan oleh raga maupun jiwa. Saya percaya, hal pertama yang saya lakukan adalah dengan menyanyangi diri sendiri, peduli dengan diri sendiri, kemudian saya bisa berikan cinta kepada sekitar.
Cara mudah untuk melakukan self care :
1. Makan makanan sehat dan rutin berolahraga : Pikiran yang positif diawali dengan kegiatan positif, makan yang sehat dan olahraga membantu menjaga metabolisme tubuh. Meskipun #DiruamahAja tapi tetap lakukan olahraga ringan di rumah, bisa di teras atau di balkon. Banyak sekali video olahraga di Youtube yang bisa dilakukan.
2. Menjaga ritme aktifitas : Meskipun bekerja dari rumah, lakukan ritme yang sama seperti biasanya. Bekerja dari rumah bukan berarti harus menambah jam untuk bermalas-malasan, atau bukan alasan untuk begadang yang tidak ada manfaatnya. Lakukan sesuai jam produktif sebelum masa pandemi.
3. Afirmatif positif : Sebelum memulai berkegiatan, berbicaralah kepada diri sendiri, berikan kata-kata positif dan penyemangat jika kegiatan hari ini akan berjalan dengan lancar, pekerjaan dapat dilakukan dengan memuaskan, dan semoga segala kerja keras yang ditujukan untuk keluarga menjadi bermanfaat. Begitu pula jika hari telah petang, berterimakasih kepada diri sendiri jika telah bekerjakeras, saatnya memberikan hak bagi tubuh untuk beristirahat. Mungkin setiap hari tidaklah sempurna, terima jika ada hasil yang kurang memuaskan dan berjanji akan lebih baik lagi daripada hari ini. Terimalah diri sendiri sebagai manusia yang memang memiliki kekurangan, tapi di balik kekurangan harus berani menonjolkan kelebihan yang dimiliki.
4. Me time : Bekerja dari rumah memiliki ritme yang sama seperti biasanya, jadi tidak ada salahnya memberikan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Bentuk “Me time” ada banyak yang bisa dilakukan, kalau saya sering merawat tubuh dari atas hingga ujung kaki, seperti perawatan tubuh ala salon tapi dilakukan di rumah. Luluran, masker wajah, pijat ringan di bagian pundak, lengan, jari tangan hingga kaki, tidak lupa menggunakan shampoo andalan yaitu Emeron Anti dandruff dengan formula ZPTO dan lime. Saya suka risih kalau kulit kepala gatal karena ketombe, membuat tidak fokus untuk melakukan aktifitas, malah jadi mudah marah karena gatal. Dengan bantuan Emeron Anti dandruff, formula disempurnakan dengan teknologi Jepang, tidak hanya mengurangi ketombe tapi juga memberikan nutrisi pada rambut, apalagi aromanya wangi lembut, semakin betah untuk merawat diri.
5. Mengobrol : Meskipun saat ini diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tapi hal ini memberikan kesempatan untuk ngobrol secara intens dengan anggota keluarga, mungkin dulunya hanya sebatas obrolan basa-basi, sekarang lebih dalam lagi, lebih terbuka, mengungkapkan apa yang dirasakan. Sayapun juga beberapa kali curhat ke sahabat tentang kekhawatiran jika masa pandemi ini masih berlanjut, apa penghasilan masih mencukupi. Cara seperti ini membuat saya tidak sendiri, akan lebih baik jika ada seseorang yang saling menguatkan atau memberikan ide untuk ke depannya.
Kegiatan positif dan produktif saat di rumah saja.
Setelah menerima segala bentuk emosi, mengenali emosi yang sedang dirasakan, selanjutnya saya mengatasi bermacam emosi yang ada di hati, seperti rasa cemas, khawatir dan rasa takut. Maklum saja, saya memiliki impian untuk menikah, dengan keadaan seperti ini timbul rasa khawatir dengan biaya di masa depan, sampai kapan pandemi ini berakhir, apa bisa berhasil menyusun dan mengabulkan rencana yang sudah dipersiapkan. Emosi yang timbul semcam itu, saya atasi dengan mencari kegiatan produktif, dengan tujuan menambah keahlian atau sekadar mencari hobi baru yang bisa mengalihkan ketakutan akan masa depan dengan sesuatu yang positif.
Berikut kegiatan positif dan porduktif saat di rumah saja :
1. Kuliah online : Bersyukur sekali banyak cara untuk meningkatkan ilmu dengan cara daring, bisa belajar dari rumah. belajar dari aplikasi meeting secara online atau cara yang paling mudah dan sering saya lakukan adalah mengikuti kelas di Instagram Live. Materi yang saya pelajari memiliki tujuan untuk meningkatkan keahlian dalam menambah pundi-pundia uang.
2. Mengatur ulang kamar : Selama bekerja dari rumah, harus menciptakan yang mampu menunjang produktifitas. Misalnya, mengetik jangan di atas kasur, nanti malah niatnya bukan kerja tapi rebahan saja. Perlu mendekor kamar agar ada perbedaan tempat untuk bekerja dan tempat untuk beristirahat.
3. Nail art : Hobi baru yang berbeda dari hobi lainnya yang sudah saya lakukan. Awalnya hanya iseng saja karena memiliki beberapa cat kuku, setelah menjelajah berbagai video tutorial, ternyata lucu juga seni mempercantik kuku. Bisa jadi hobi yang menghasilkan juga, untuk saat ini masih melakukannya untuk mengisi waktu luang.
4. Membaca dan meresensi buku : Hobi lama yang sempat terbengkalai, sekarang mulai membaca untuk mengurangi timbunan buku yang belum sempat dibaca. Selain membaca, saya juga sering resensi buku di blog, tujuannya agar lebih banyak orang-orang di luar sana untuk membaca. Salah satu cara untuk menyebarkan kebaikan lewat tulisan. Buku yang saya baca memiliki banyak nilai positif yang bisa diambil dan diterapkan dalam keseharian. Jadi, mulai membaca dan sebarkan kebaikan.
5. Berolahraga : Biasanya lari pagi, tapi sekarang ini cukup berolahraga di dalam rumah. Sekarang ini sedang senang melakukan olahraga seperti workout, meskipun 3 menit sudah terasa lelah, tapi berusaha untuk melakukan secara rutin, karena melakukan aktifitas secara fisik, dapat membuat pikiran lebih santai, tentunya diimbangi dengan makanan gizi seimbang.
6. Karaoke : Kadang kita ingin berteriak karena ingin menumpahkan rasa amarah, tapi bingung bagaimana cara melampiaskan dengan benar. Berkaraoke menjadi salah satu sarana untuk melepaskan penat. Tidak sekadar teriak tidak jelas, tapi dengan karaoke, bernyanyi sebuah lagi dapat menyampaikan emosi yang kadang ingin marah tapi sedih juga. Dengarkan sebuah lagu yang sesuai dengan hati, dan juga #DengarkanHatimu , apakah sedang sedih, atau marah, keluarkanlah segala yang dirasakan. Emosi juga butuh disalurkan tapi dengan cara yang baik.
7. Mencoba resep masakan baru : Bertepatan dengan bulan Ramadan, bisa memanfaatkan waktu dengan cara memasak hidangan untuk berbuka puasa atau sekadar cemilan untuk takjil. Hal yang mudah dilakukan tapi membuat saya senang adalah bisa memanfaatkan nasi sisa menjadi cemilan enak berupa cireng.
Nah, kalau kamu apa kegiatan positif dan produktif saat di rumah aja?
Posting Komentar untuk "Kegiatan Positif Dan Produktif Saat Di Rumah Saja."
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)