Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pencegahan Anemia Pada Remaja



Pada Hari Gizi Nasional yang ke-61 pada tahun 2021 ini mengususng tema “Remaja Sehat Bebas Anemia”. Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Bapak Budi Gunadi Sadikin.

Beliau mengatakan bahwa generasi muda menjadi penentu kemajuan bangsa. Jika sumber daya manusia yang berkualitas, maka dapat berdaya saing dengan Negara lain. Dimulai dari peningkatan gizi.

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Di acara tersebut sekaligus juga diselenggarakan Deklarasi Program Pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri. Deklarasi ini dihadiri dan dukung oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementrian Dalam Negeri.

Kemudian program ini juga didukung oleh berbagai pihak, pemangku kepentingan, untuk penguatan dukungan regulasi, penguatan edukasi dan promosi, integrasi kegiatan dan pembiayaan serta akses pangan bergizi dan monitoring program.
Bapak Budi Gunadi Sadikin




Apa itu Anemia?

Prof. Endang L. Achadi, Departemen Gizi Kesmas, FKM UI. Selaku nara sumber pada acara Hari Gizi Nasional, beliau banyak menjelaskan secara lengkap tentang anemia.

Anemia merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi Hemoglobin (Hb), yang berada di dalam sel darah merah lebih rendah dari seharusnya ;

Pada laki-laki dewasa : < 13g/dl

Pada perempuan dewasa : < 12g/dl

Hemoglobin merupakan pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak dan otot. Apabila Hb rendah, maka oksigen yang dibawa kurang, sehingga jaringan kekurangan oksigen.

Gejala anemia.

Gejala anemia yang sering kita dengar adalah 5L :

Letih,

Lemah,

Lesu,

Lelah, dan

Lalai.

Gejala tersebut disebabkan karena berkurangnya oksigen ke jaringan. Selain gejala yang umum tersebut, terdapat pula beberapa gejala lain yang disebabkan oleh anemia ;

  1. Kulit pucat atau kekuningan.
  2. Detak jantung tidak teratur.
  3. Napas pendek.
  4. Sakit dada.
  5. Tangan dan kaki dingin.
  6. Sakit kepala.
  7. Pusing (berputar-putar atau berkunang-kunang).

Anemia memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Tak terkecuali pada remaja, anemia ini terjadi secara berkelanjutan, pada awalnya akan berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar.

Jika terjadi secara terus-menerus, akan menurunkan produktivitas, mudah menderita penyakit infeksi karena turunnya imunitas, menurunnya “kesegaran tubuh”, sehingga bisa berdampak pada prestasi sekolah.

Selain terjadi pada remaja, anemi ini apabila terjadi pada ibu hamil, akan menimbulkan risiko ;

  1. Risiko perdarahan saat hamil atau bersalin sehingga berdampak pada risiko kematian ibu.
  2. Dapat menghambat pertumbuhan bayi :
  • Bayi lahir prematur, Berat badan dan Panjang Lahir rendah (BBLR dan PBLR).
  • Dapat menyebabkan risiko sakit atau meninggal.
  • Risiko stunting.
Risiko jangkan panjang stunting :

  1. Turunnya kecerdasan.
  2. Risiko menderita penyakit tidak menular, seperti ; Hipertensi, Diabetes, Penyakit Jantung dan stroke. Penyakit ini akan berdampak terhadap 3 generasi. Ibu hingga cucunya.

Prof. Endang melanjutkan penjabarannya, penyebab anemia yang terjadi di lapangan adalah konsumsi makanan yang defisiensi besi. Sumber besi yang paling baik adalah protein hewani (daging, ikan dan unggas), sedangkan di lapangan, tidak semua masyarakat mampu untuk membeli sumber protein hewani.

Sedangkan di Indonesia, sumber protein nabati sangat berlimpah ruah tapi kadar besinya kurang. Zat besi dari nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan.

Program pencegahan anemia pada remaja putri.


Memberikan edukasi dari berbagai pihak, bahkan baru-baru ini Kemenkes sering mengadakan lomba yang bertujuan untuk edukasi gizi seimbang.

Pencegahannya bisa dilakukan dengan cara :

  1. Pola makan gizi seimbang : Biasanya remaja sering melewati sarapan, padahal itu sangat penting. Karena pada pagi hari, kita mengawali kegiatan, butuh asupun nutrisi dari sarapan.
  2. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
  3. Menjaga kebersihan (kecacingan dapat menyebabkan anemia).


Tablet Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah merupakan suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin.
  • Zat besi: Ferrous Fumarat , ferrous gluconate , carbonyl iron atau jenis zat besi lainnya, yang setara dg 60 mg Besi Elemental, dan
  • 0.4 mg (atau 400 ug) Asam Folat

Siapa yang harus minum Tablet Tambah Darah (TTD) ?

  1. Remaja.
  2. Wanita usia subur.
  3. Calon pengantin.
  4. Ibu hamil dan nifas.

Cara minum Tablet Tambah Darah (TTD) :

Bagi remaja putri yang tidak anemia :

  1. Minum TTD setiap minggu, setidaknya selama satu tahun (52 tablet).
  2. Bila minum TTD selama 1 bulan gejala 5L belum hilang, segera periksa Hb.
Untuk pengobatan bagi remaja putra dan putri yang anemia, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter.

Jenis Suplementasi zat besi:

  • Tablet Tambah Dari berawal dari Dinkes/Puskesmas atau beli di apotik.
  • atau bila tablet multipel mikroutrien, yang berisi tidak hanya zat besi dan asam folat, tetapi berisi zat gizi (mikronutrien lainnya) lainnya, kandungan minimal 30 mg Besi elemental dianggap cukup.
Minum TTD tidak berbahaya bila diminum sesuai anjuran, kecuali untuk mereka yang yang menderita penyakit darah tertentu. Pada kasus malaria harus dg pemantauan intensif. Minum TTD setelah makan.

Mengapa tidak berbahaya? Karena tubuh mememiliki kemampuan untuk menyerap zat besi. Bila tubuh mempunyai cadangan zat besi yang cukup, maka besi dari makanan atau TTD hanyalah sedikit yang diserap, sisanya dibuang melalui feces.

Apabila tubuh kekurangan zat besi,atau bahkan sudah menderita anemia, maka zat besi yang diserap lebih banyak.
Pemateri (dari atas : Bu Indah, Bu Analisa, dan Prof Endang).



Gaya hidup Remaja.

Selain pemberian Tablet Tambah Darah, penting juga menjalani gaya hidup sehat, tidak hanya menerapkan makanan gizi seimbang.

Kali ini dr Indah Kusuma yang menjelaskan tentang gaya hidup remaja. Apalagi saat ini masih banyak yang belajar dari rumah, bawaannya mager melulu. Jangan jadi kebiasaan, nanti malah banyak terserang penyakit padahal masih muda.

Pada dasarnya ada 4 Prinsip Gizi Seimbang :

  1. Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam.
  2. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
  3. Menjaga berat badan ideal.
  4. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga.
Kalau dulu sering mendengar 4 sehat 5 sempurna, sekarang ini berganti menjadi gizi seimbang.

Isi piringku, terdiri dari : Makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan sayur-sayuran. Selain itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun, aktivitas fisik 30 menit perhari dan minum air putih 8 gelas sehari.

Biasakan untuk sarapan, batasi konsumsi panganan manis, asin dan berlemak, biasakan konsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan membaca label pada kemasan pangan.


Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat loh, seperti :

  1. Membuat kita merasa bahagia (muncul mood baik).
  2. Membantu menurunkan beart badan.
  3. Baik untuk otot dan tulang.
  4. Meningkatkan stamina atau tenaga.
  5. Menurunkan resiko terkena penyakit kronis.
  6. Bagus untuk kulit.
  7. Meningkatkan fungsi otak dan melindungi memori.
  8. Membantu untuk relax dan tidur lebih nyenyak.
Pesan dari Bu Indah, Tips untuk menjadi sehat, cantik, sukses dan berprestasi, perhatikan kesehatan berikut (tidak hanya sehat secara fisik) :

  1. Physical Health.
  2. Mental Health.
  3. Emotional Health.
  4. Behavioural Health.

Generasi Digital.

Sejalan dengan Bu Indah, pembicara selanjutnya yaitu Analisa Widyaningrum, M.Psi., Psikolog. Mengatakan jika kesehatan tidak hanya secara fisik saja, cakupannya luas, dan yang perlu diperhatikan saat ini adalah kesehatan mental. Apalagi remaja sering menghabiskan waktu dengan gadget, main media sosial, belajar secara daring, akan timbul rasa jenuh.

Cara sederhana untuk mengatasi rasa jenuh :

  1. Membangun kebiasaan baik untuk fisik maupun piskis : Istirahat yang cukup, Mindfull eating (sadar betul makanan apa yang masuk ke dalam tubuh).
  2. Mengatur jadwal belajar yang efektif.
  3. Mencoba hal-hal baru.
  4. Having fun.
  5. Support system.
Bu Analisa kalau beri penjelasan adem banget, beraa kayak teman sendiri yang benar-benar memahami kita, membantu untuk mengenal diri sendiri, hingga potensi yang ada pada diri.

Mengenal diri sendiri bisa loh pakai SWOT :

Strength

Weakness

Opportunity

Threats

Menganalisa setiap kelebihan, kekurangan yang ada pada diri kita hingga nantinya kita akan memahami value yang kita miliki.

Beliau juga menjabarkan bedanya passion dengan hobi. Follow your passion tapi apa sih passion itu? Passion itu sesuatu hal yang kamu senangi dan kamu secara terus-menerus akan menggali dan mengembangkan hal tersebut agar passion-mu lebih baik.

Sebagai contoh, menyanyi akan sekedar menjadi hobi jika hanya sekedar having fun aja, nyanyi untuk mengisi waktu luang. Beda dengan menyanyi sebagai passion, kamu akan melakukan usaha agar suara kamu lebih bagus, seperti membayar les nyanyi, ikut lomba nyanyi, hingga kamu mencapai tujuan. Meskipun sudah mencapai tujuan, kamu akan selalu bersemangat untuk mencari hal yang ingin diraih (misal menyanyi tingkat internasional).

Mindset perlu diubah agar kita mengetahui potensi yang kita miliki. Daripada mager, lebih baik lakukan satu hal baru, akan lebih baik karena bisa jadi itu salah satu cara untuk menggali bakatmu.

Penerapan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik, secara perlahan akan membantumu menjadi pribadi yang lebih baik, cari juga support system, yang mendukung bakatmu.


Bagaimana peran bloger maupun influencer pada Hari Gizi Nasional 2021?

Jawaban ini saya dapat pada penjelasan yang disampaikan oleh Bu Analisa, beliau meskipun seorang Psikolog ternyata juga influencer. Bagi beliau, untuk mendekati remaja, harus masuk ke dunianya, sekarang ini remaja seneng banget bermain media sosial.

Agar edukasinya tersampaikan, maka membuat konten yang menyenangkan, tidak kaku, dengan adanya media sosial merupakan salah satu cara untuk menyampaikan literasai tentang Hari Gizi Nasional khususnya pada tema tahun ini tentang anemia.

Kemenkes juga mengadakan berbagai lomba untuk menggaungkan agar lebih peduli terhadap kesehatan usia remaja, sebagai tonggak masa depan Negara.

Bagi Bu Analisa, memiliki follower yang banyak, sebagai tanggung jawab besar untuk menyampaikan pesan yang inspiratif dan positif.

Nah, bagaimana dengan bloger?

Bloger tidak jauh dengan influencer, apalagi sekarang bloger juga punya banyak channel media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk membantuk menyebarkan konten positif.

Boleh mengikuti trend namun bisa disisipkan dengan literasi kesehatan. Seperti salah satu lomba Goyang Gizi Seimbang, para peserta berbagai usia dan kalangan ini sangat kreatif dalam mengikuti lomba.

Banyak cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, jika bertujuan untuk merangkul usia remaja, dekati dunia mereka dan sajikan konten positif dan kreatif.

Posting Komentar untuk "Pencegahan Anemia Pada Remaja"