Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dear Future Husband..

 




Dear future husband.....


Tidak sulit untuk mencari siapa saya, ketik aja Sari Widiarti, sudah terpampang blog personal saya. Namun, kamu akan kesulitan mencari wanita seperti saya di belahan bumi manapun, limited edtion *percaya diri sejak dini*

Namun, blog maupun media sosial yang saya miliki tidak mewakili 32 tahun saya menjalani hidup. Jangan terlalu dini untuk menilai.


Saya pernah ke psikolog, semoga ini tidak mengganggumu karena saat itu saya butuh bantuan ahlinya. 

Saat itu saya tidak memiliki kapasitas untuk mengetahui apa yang saya alami dan keruwetan pikiran hingga ada perubahan pada diri saya. Kalau kamu ingin tahu apa itu, bisa bicara dengan saya, menceritakan dari awal hingga akhir, semoga kamu nggak bosan.

Jangan pernah memiliki pemikiran, saya terlalu cepat move on, atau susah untuk move on. Saya memahami kapasitas saya untuk mencintai seseorang, sayapun siap untuk membuka hati untuk pasangan saya nantinya.

Sungguh, saya sudah tuntas dengan masa lalu, kamu tak perlu cemburu. Hanya saja, saya masih merasakan dampaknya. 

......

Tidak susah untuk mendapatkan hati saya, kalau cocok gasss lah.. karena saya tahu perjalanan bersama seseorang akan lebih berliku ke depannya, karena saya tidak menyusahkan kamu saat di awal garis perjalanan cinta kita.

Sepertinya saya menyadari jika saya ini dominan, suka ngeyel, keras kepala, diih saya sendiri nih, sebel juga sama diri sendiri, tapi tolong jangan langsung menghakimi apa yang saya lakukan, karena semua tindakan pasti memiliki alasan.

Tidak, saya tidak pernah membebankan pasangan saya untuk mengalah, sabar, lebih baik dari mantan. Bukan seperti itu yang saya inginkan. Perbedaan pasti ada, saya hanya ingin tahu siapa diri kamu, bagaimana caramu menunjukkan rasa saya, bagaimana marahmu, bagaimana caramu berkomunikasi. Semua tentangmu yang berubah jadi kita.

Obrolan yang sensitif untuk dibicarakan, membahas tentang orangtua, khususnya Mama, saya gampang nangis kalau bahas Mama. Karena bertahun-tahun berusaha untuk mencari kesembuhan ternyata kalah telak dengan kematian...

Saya tidak bisa menghandle perasaan perpisahan karena kematian.

Tapi jika kamu ingin ngobrol tentang orangtua agar tau bibit bobot bebet, baiklah, duduk berdua bersamaku dan mulai untuk berbincang..


Jika kamu ingin serius dan ada niatmu untuk menikah...

Tolong, saya hanya ingin akad nikah, tidak perlu ramai-ramai… kalau memang keluargamu ingin mengadakan resepsi, bisakah saya hanya berdiam diri di dalam kamar saja?

Saya tidak sanggup berbahagia sedangkan Mama sudah tidak ada di samping saya, untuk melihat anaknya yang paling kecil, paling manja memakai kebaya dominan warna putih.

Saya ingin berbahagia secukupnya saja...



Ketika postingan ini dipublish, saya memiliki pemikiran untuk tidak memiliki anak. Tolong jangan emosi lebih dulu atau berpikir yang bukan-bukan. Saya belum bisa mampu untuk menangani rasa kehilangan karena kematian.

Sangat menyesakkan ketika saya harus melepaskan Mama, memeluk dan mencium pipi beliau untuk terakhir kali, sungguh saat itu juga dunia sudah tidak sama lagi. 

Kehilangan salah satu orang tua, membuat saya ingin menukarkan nyawa saya untuk beliau, sungguh saya tidak sanggup jika nantinya harus menghadapi harus melepaskan buah hati.

Ah, mungkin pikiran saya terlalu jauh, tapi sungguh pemikiran saya semengerikan itu. Tenang, itu hanya pemikiran, mungkin kamu bisa bertukar pikiran, atau memiliki pendapat sendiri.

Terimakasih jika kamu memiliki niatan untuk membahagiakan saya, namun jangan jadikan itu beban. Kita merupkan dua orang dengan pemikiran yang berbeda, ada hal yang mungkin tidak cocok, bukankah menikah merupakan penyesuaian yang tidak ada akhirnya?


Dear kamu,

Entah berapapun umurmu, lebih tua, lebih muda atau sepantaran. Saya orangnya manja, suka rewel, ngomel-ngomel tapi selalu ada alasannya di balik omelan, bukan mood swing, seriusan deh saya tidak ingin bikin ribet 


Dua orang yang berdoa dengan tujuan yang sama, akan lebih baik daripada berdoa sendirian. Semoga kita saling mendoakan dalam kebaikan, dan ada kata saling untuk mencintai...


Ini hanya sekelumit cerita untukmu, hal lainnya, bisalah dibicarakan..

Posting Komentar untuk "Dear Future Husband.."