Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebanggaan dalam Keberagaman Pangan Lokal





Kamu termasuk angkatan 4 sehat 5 sempurna atau angkatan gizi seimbang? Dulu saya mengenal 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari nasi, lauk pauk, buah, sayur dan susu.

Sekarang lebih luas, yaitu gizi seimbang. Ada 10 pedoman gizi seimbang, diantaranya mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan minum air putih yang cukup dan aman, hingga cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Salah satu hal yang menarik adalah sekarang ini kita diharuskan untuk memvariasi makanan pokok, tidak hanya tergantung salah satu jenis makanan pokok saja, apalagi di Indonesia banyak sekali potensi daerah yang bisa dieksplor salah satunya sumber makanan lokal.

Diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan.


Diversifikasi pangan diperlukan agar masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok, masih banyak sumber pangan di berbagai wilayah di Indonesia yang memiliki gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Ragam jenis pangan lokal yang bisa kamu nikmati, adalah singkong, ubi jalar, jagung, sukun, sagu, sorgum, kentang, talas dan masih banyak lagi. Tak hanya nikmat dijadikan makanan pokok, tapi bisa diolah menjadi cemilan yang memanjakan lidah.

Seperti singkong, salah satu sumber karbohidrat ini bisa juga dijadikan cemilan yang legit, seperti gethuk singkong yang disiram dengan saus gula merah.

Tiwul bisa dijadikan pengganti nasi, selain itu bisa jadi cemilan teman teh, oleh tiwul dengan dicampur gula merah dan kelapa parut, yakin deh bakalan nambah lagi.

Pangan lokal memang identik dengan sumber makanan pokok, meskipun bisa diolah menjadi beragam kuliner daerah yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Agar ketahaan pangan bisa tercapai, yuk mulai dari diri sendiri, menyediakan dan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan dari produk lokal, gizi untuk anggota keluarga terpenuhi, sekaligus bisa membantu usaha lokal.



Citarasa Indonesia dalam cerita.


Pernah nggak sih kalian makan di salah satu tempat yang namanya unik, dan pengin tahu bagaimana bagaimana kuliner itu tercipta, nggak jarang ada filosofi di dalamnya.

Seperti kuliner gethuk, cemilan yang mengenyangkan ini ternyata memiliki filosofi, lho. Gethuk memiliki makna kesederhanaan, makanan yang terbuat dari singkong ini mengajarkan kita untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki. Meskipun banyak kemajuan zaman, gethuk masih ada di hati para penikmatnya.

Tidak dipungkiri beberapa kuliner Indonesia hasil dari perpaduan dari Negara lain. Seperti serabi, ada yang bilang jika mirip dengan pancake di Belanda, atau ada yang bilang mirip kuliner dari India.

Semakin mengenal kuliner Indonesia, rasanya nggak habis cerita di baliknya. Sebut saja tradisi megengan, tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadan, dengan memberikan hantaran apem ke tetangga maupun sanak saudara, sebagai ucap rasa syukur dan mempererat hubungan silaturahmi.

Citarasa Indonesia yang beragam ternyata banyak menyimpan keindahan, mulai dari perpaduan campuran budaya, hingga mampu mempererat persaudaraan melalui kuliner lokal.






Tantangan memelihara keanekaragaman pangan lokal di Indonesia.


Disadur pada artikel pada laman web Kemenkes, Indonesia ini memiliki banyak keanekaragaman sumber pangan lokal dari Sabang hingga Merauke, salah satu kelebihannya adalah letak geografis, sehingga setiap daerah memiliki potensi sumber pangan yang bervariasi.

Selain adanya potensi, ternyata diiringi juga dengan tantangan, yaitu faktor dari dalam Negeri dan Global. Di dalam Negeri, masih banyak butuh penyediaan lahan pertanian produktif, penyediaan infrastuktur pertanian yang memadai, stabilitas harga pangan, distribusi secara merata, dan menjamin sistem produksi pangan yang tahan terhadap gangguan bencana alam.

Sedangkan tantangan dalam cakupan global, adanya perubahan iklim yang drastis sehingga memengaruhi hasil panen pertanian, kemudian tantangan selanjutnya adalah konflik pemanfaatan global terhadap sumber daya pertanian serta format perdagangan bebas melalui World Trade Organization (WTO).

Lantas, apa sih yang bisa kilta lakukan secara individu, menjaga lingkungan bisa dimulai dari rumah. Seperti memilih sampah organik dan anorganik, daur ulang sampah rumah tangga, sampah organik bisa dijadikan pupuk, menggunakan produk yang ramah lingkungan, hemat energi dengan mematikan lampu saat siang hari, diet plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan masih banyak lagi.

Jika memiliki lahan yang cukup luas, biasa memulai bertani secara mandiri, coba deh mulai dari bertani sayuran yang mudah untuk dirawat.

Produk lokal nggak kalah lho dengan produk luar, khususnya pangan lokal, malah bikin bangga. Kamu bangga dengan Indonesia? Yuk mulai dengan diversifikasi pangan dan beli olahan makanan lokal pada UKM di daerahmu.



Referensi :

https://www.kemkes.go.id/article/view/2135/ketahanan-pangan-dan-perbaikan-gizi-merupakan-suatu-kesatuan.html
https://www.fimela.com/lifestyle/read/3888356/filosofi-gethuk-khas-jawa-yang-enak-menggugah-selera
https://www.antaranews.com/berita/2095002/sambut-ramadhan-warga-madiun-gelar-tradisi-megengan

Posting Komentar untuk "Kebanggaan dalam Keberagaman Pangan Lokal"