Cara Move On Yang Ampuh Berdasarkan Pengalaman.
Move on lah hingga mantanmu yang malah susah move on dari kamu, padahal ia sudah punya gandengan baru. Jangan lupa, block aja kalau mantan mengganggu hidupmu yang sudah nyaman.
Putus cinta (masih dalam tahap pacaran) merupakan pengalaman hidup, setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda, tergantung pengalaman. Ketahanan mental seseorang juga berbeda-beda.
Jadi wajar jika ada yang putus cinta, sedih banget hingga sesak, susah tidur, mual, nggak nafsu makan dan gejala lainnya. Mengapa demikian? Nah tergantung nih konsep pacaran atau kenalannya.
Ada yang menjalin hubungan hanya beberapa bulan tapi saat putus cinta, nyesek banget, setelah ditelusur, ternyata sudah membicarakan tentang pernikahan, sudah kenal antar kedua keluarga, sudah menyiapkan ini itu.
Ada yang hubungannya lama, tapi tidak pernah membicarakan tentang pernikahan, ketika putus biasa saja meskipun sedih.
Ada yang merasa nyesek banget, karena putusnya dikhianati, adanya perselingkuhan, kekerasan, penipuan atau hal lain yang menyakitkan.
Bukan sebentar atau lamanya hubungan, tapi penyebap putus, dan kondisi mental seseorang yang membuat efek putus cinta bisa berbeda-beda.
5 Tahapan dalam Menghadapai Kehilangan
The five stages, denial, anger, bargaining, depression and acceptance are a part of the framework that makes up our learning to live with the one we lost.
Saya juga mengalami 5 tahap ketika dalam kondisi putus cinta disertai dengan fitnah, wah berat untuk ukuran saya, baru kali ini ada fitnah (meskipun di depan terlihat baik-baik, tapi di belakang beda cerita).
Apa yang saya lakukan ketika berproses dengan semua itu?
Ketika berproses, itulah kesempatan saya untuk lebih mengenal diri sendiri. Saya denial, menolak untuk menerima putus cinta apalagi semua nampak baik-baik saja, saya melakukan yang terbaik, saya setia, saya nggak aneh-aneh, kemudian dhuuuuarrr putus cinta yang merembet ke mana-mana, dan saya cuma bengong ketika ditinggalkan.
Denial dengan mencari kesalahan apa yang sedang perbuat, masih ada pemikiran mungkin dia khilaf, mungkin dia lamaran dengan cewek lain merupakan pelarian nanti dia balik lagi, dan sebagainya..
Kalau ingat denial ini rasanya kok saya rendah banget mengharapkan seseorang yang tidak pantas untuk diharapkan, namun saat itu memang serius, sudah ada pembicaraan pernikahan, sudah bertemu keluarga, dan sudah ada harapan akan adanya pernikahan. Ah.. entahlah..
Tahapan demi tahapan saya lalui, saya harus menyadari, saya harus hadir secara utuh ketika menghadapi sebuah proses.
Memahami apa yang saya hadapi dan butuhkan. Saya takut kalau sendirian malah nangisnya awet, maka saya butuh seseorang, butuh teman ngobrol, meskipun obrolannya receh, yang penting saya nggak mau sendirian karena bisa menghambat move on jika terus-menerus berduka.
Untuk mengetahui 5 tahapan secara jelas, kamu bisa baca di official web tersebut.
Saya tidak sendirian
Meskipun move on itu tergantung dari diri sendiri, tapi saya tidak sendirian, saya butuh support system dan butuh seorang profesional (psikolog) karena saya mengalami dampak secara psikis karena ada fitnah juga dalam proses putus cinta.
Saya butuh ngobrol, saya butuh berdialog untuk mencari jawaban yang ada di kepala, meskipun banyak jawaban yang saya terima tapi kurang sreg di hati, saya tetap bersyukur karena tidak merasa sendiri. Bersyukur masih ada teman yang dengan sabar berada di sisi saya dan dengan telaten juga sabar menjawab pertanyaan saya (karena kadang saya jadi orang yang ngeyel).
Paham kok kalau putus cinta inginnya sendirian di kamar, nangis berjam-jam, tapi perlu diwaspadai, jangan sedih berlarut-larut nanti malah jadi depresi ringan. Memang saat itu tidak semangat, tapi saya tidak ingin mendzolimi diri sendiri, masih sehat, masih muda, nggak mau menyiakan hari-hari yang tetap indah.
Cari kegiatan yang positif
Untuk menghalau atau melawan badmood , saya melakukan hal-hal ringan, jangan terlalu dipaksa harus ini atau begitu, yang penting kewajiban dilakukan dengan baik, sholat jangan bolong, makan harus teratur meskipun "kenyang", makan dikit aja yang penting rutin, biar nggak mag.
Satu hal yang jadi pemicu semangat adalah uang, uang, uang.. karena masih butuh uang untuk beli skincare, maka saya tetap bekerja, yaitu menyelesaikan pekerjaan. Susah sih melawan badmood karena patah hati, maka saya cari pengalihan pikiran, sebelum mengerjakan tugas, saya menulis bebas, terserah apa, yang penting nulis.
Kira-kira butuh 3 menit untuk menulis bebas, selanjutnya otak saya terbiasa untuk mencari ide dan bahan untuk mengeksekusi tugas.
Tetap lakukan kegiatan yang positif agar badan tetap fit. Jangan sampai sakit karena nggak mau bikin orang tua jadi khawatir, cinta orang tua ke anak tuh hebat banget, luarrr biasa, nggak akan bisa membalasnya, jadi saya nggak boleh bikin orang tua khawatir.
Selain menulis, saya suka baca buku. Atomic Habits merupakan salah satu buku yang punya pengaruh pada proses move on, nanti deh saya review bukunya. Buku ini membuat saya tetap produktif dengan melakukan kebiasaan kecil.
Mengenal diri sendiri
Pada awal putus, saya sering menyalahkan diri saya sendiri, yang kurang ini lah, kurang itu lah, yang nggak peka lah, pokoknya jelek banget di mata diri sendiri. Padahal udah banyak yang bilang kalau cara si dia tuh untuk memutuskan suatu hubungan tuh nggak bener, tapi tetap aja diri ini masih menyalahkan diri sendiri.
Lambat laun, saya memafkan diri sendiri. Saya harus mencintai diri sendiri, karena saat lagi down, orang pertama yang ada ya diri sendiri, kamu harus ada untuk dirimu sendiri.
Saya juga berdialog dengan diri sendiri,
"Oke sar, nggak apa-apa kalau kamu masih nangis, tapi cukup hari ini, besok harus kuat."
"Nggak apa-apa sar, pada saat itu kapasitasmu untuk mencerna, mengambil keputusan ya sebatas itu, kemampuan yang kamu punya seperti itu, jangan menyalahkan masa lalumu."
"Kamu nggak akan bisa menghandle semuanya, kalau sudah waktunya pisah, relakan."
"Kamu berharga, Sar."
"Kamu berhak bahagia dan berhak untuk dicintai."
"Dirimu masih ada cinta kok, sabar aja."
"Kamu sudah melakukan yang terbaik, yuk cintai dirimu,"
"Wajar kok kalau marah, tapi jangan kuras energimu untuk orang macam dia."
Banyak hal yang saya bicarakan dengan diri sendiri, memberi nasihat sama diri sendiri, mengingat perjuangan yang udah dilalui, bersyukur dengan apa yang ada, memaafkan diri sendiri.
Semua butuh proses dan saya tidak membebankan diri sendiri untuk ayo move on. Tapi satu hal yang saya ingat adalah
Jangan menahan orang yang sudah tidak ingin bersama kita, sudah lepaskan saja.
Move on bukan perkara cepat atau lambat melupakan, nggak akan pernah bisa melupakan kenangan. Tapi yang bisa kita lakukan adalah menerima jika sudah tidak bersama lagi. Ikhlas bukan berarti melupakan luka yang ada, tapi dengan adanya luka, kita diingatkan jika kita ini manusia biasa, mudah untuk terluka, maka jangan bosan untuk selalu menebarkan kebaikan, segera minta maaf kalau punya salah.
Luka yang ada membuat saya lebih berhati-hati, namun jika nanti saya terluka lagi, saya akan bilang ke diri sendiri. Nggak apa-apa sar, masa lalu yang pahit banget bisa kamu lewati, pasti nantinya kamu bisa lewati dengan kuat.
Jangan balas dendam atau apapun itu, karena waktu kita berharga, sayang kalau cuma dibuat mikirin rencana balas dendam untuk orang yang nggak penting. Lebih baik, fokus ke depan, cari duit yang banya untuk skincarean. Raih keinginanmu dan tetap menjadi orang baik
Posting Komentar untuk "Cara Move On Yang Ampuh Berdasarkan Pengalaman."
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)