Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Most Unforgettable Journey : Hati Hanyut di Balai Kambang

Pertama kali memutuskan untuk kuliah di Malang dan jauh dari rumah karena ingin cari suasana baru, bosen dari SD sampai SMA di Sidoarjo melulu, pengin membaur dengan lingkungan yang baru, apalagi kalau sudah melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Mahasiswa, jadinya ingin merasakan pergaulan yang tidak melulu itu - itu saja.

Ternyata melewati satu semester kuliah di Malang, asik - asik saja, apalagi masih mahasiswa baru, rasanya ingin pergi menjelajahi Malang. Berhubung jadwal mata kuliah semester satu tidak terlalu padat. Mulai berburu info, lokasi mana yang enak buat liburan. Biasanya jalan - jalan ke Malang, selalu ke lokasi kuliner. Hanya modal nekat dan informasi yang hanya berasal dari mulut ke mulut. Akhirnya memutuskan untuk ke pantai Balai Kambang dengan seorang sahabat. Aku dan sahabatku benar - benar belum pernah ke sana.

Hari Sabtu memutuskan untuk pergi ke pantai Balai Kambang, karena hari Sabtu enggak ada jadwal kuliah. Dengan modal percaya diri, petunjuk arah di jalan dan modal mulut buat tanya - tanya orang yang ada di jalan. Dari arah Batu (tempat kos) menuju Kepanjen masih lancar jaya. Tapi ketika 5km setelah meninggalkan Kepanjen yang-entah-berada-dimana, hati sudah enggak karuan, mau gimana lagi petunjuk jalan sudah mulai jarang, tanya - tanya ke orang - orang yang di jalan, eh katanya, "Masih jauh Mbak."




BACA JUGA : MUSEUM BRAWIJAYA MALANG




Jreeeeng!!!! hal yang enggak dikehendaki ternyata muncul juga, masih tetap di daerah-entah-dimana, sepanjang mata memandang tidak melihat SPBU. Udah bensin mau habis, eh masih ragu juga apa jalan yang dilewati memang benar atau hanya muter-muter enggak jelas. Untung saja, ada rumah penduduk ada yang menjual bensin. Si Ibu penjual bensin juga menjawab pertanyaanku tentang arah ke pantai Balai kambang, katanya sih ,"Lurus aja Mbak."

Hati sudah mulai gondok bin dongkol binti mangkel, daritadi jawabannya lurus aja Mbak, ini sudah lurus tapi enggak sampai!!! Eh ternyata kok malah masuk ke daerah seperti alas (hutan), ah campur aduk rasanya, pengin liburan tapi kok enggak sampai - sampai, salah jalan atau emang jalannya harus masuk hutan dulu. Hutannya sepi enggak ada siapa - siapa, rumah penduduk sudah enggak ada, kalau bensin habis, apa kabar nasibku?

Dengan rasa cemas dan pasrah, ya sudah ikuti jalan, meskipun berkelok dan menanjak yang terpenting berdoa selalu. Akhirnya bertemu bis pariwisata yang ada di depan kami, bis pariwisata jalannya pelan pakai banget, wah mulai ketar - ketir lagi. Astagaaaa.. ternyata ada tanjakan, dan posisi sepeda motor yang aku kendarai dengan sahabatku pas di belakang bis dan jalannya menajak plus berkelok.

Ya Tuhaaaan, apa salah hamba?...

Segala doa dan kata maaf selalu aku ucapkan, terpaksa berada di belakang bis pariwisata yang jalannya pelan banget, karena sepertinya bis tersebut satu arah yaitu ke pantai Balai Kambang, mau gak mau ya harus ikut bis aja daripada tersesat.

Ternyata habis hutan terbitlah pantai Balai Kambang....

Ternyata gak sia - sia mengikuti bis yang agak horor jalannya, rasanya cespleeeng melihat pantai Balai Kambang. Dengan membayar uang parkir seribu lima ratus, kami masuk ke wialayah pantai Balai Kambang yang membuat semua perjauangan langsung hilang seketika.

sepotong Balai Kambang..

Pantai Balai Kambang (koleksi pribadi).

Menuju ke Pura..






Airnya jernih



Tampak atas



Selfie dulu laaaah..



Ada pertemuan pasti ada perpisahan, rasanya enggak rela kalau harus berpisah dengan pantai Balai Kambang, masih betah di sana, tapi mengingat perjalanan yang harus melewati hutan lagi, akhirnya cukup berpuas diri selama beberapa jam.

Ingin rasanya membiarkan hati ini hanyut di pantai Balai Kambang agar suatu saat kamu bisa menemukan hatiku yang hanyut ketika di pantai yang lain *halah*.


“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Unforgettable Journey Momtraveler’s Tale”

Posting Komentar untuk "My Most Unforgettable Journey : Hati Hanyut di Balai Kambang"