Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Treatment Dari Mom n Jo Untuk Gadget Holic

apa kamu gadget holic?


Pada tanggal 20 Desmber 2016 , blogger Surabaya, media dan ibu – ibu hadir di acara bincang – bincang santai nan cantik sekaligus launching treatment “Gadget holic” di Mom n Jo Surabaya, Jl. Prapanca No.36 Surabaya. Siapa nih yang tergantung sama gadget? Nggak heran ya kalau hampir 24 jam menatap layar smartphone atau laptop, kadang karena kerjaan menuntut kita untuk harus standby dengan smartphone di tangan.


sebelum dimulai, ngemil dulu yuk,

Tak hanya orangtua, anak – anak juga bisa menjadi gadget holic, dari fenomena ini Mom n Jo Surabaya mengadakan bincang – bincang santai dengan tema gadget holic. Gadget holic dari sisi psikologi dan dari sisi kesehatan.

Endah Wulansari, Direktur Mom N  Jo.

Treatment Gadget Holic


Dibuka dengan welcome speech dari Mbak Endah Wulansari, selaku Direktur Mom n Jo Indonesia, mengatakan kalau beliau ini sedih dengan keadaan putranya yang gadget holic, sering menghabiskan waktu dengan gadget, bahkan seharian bisa kuat loh bermain game di smartphone. Lebih milih main dengan gadget ketimbang main di luar rumah. Pernah loh putranya Mbak Endah saat seharian di kamat main game di smartphone, eh ternyata belum sempat makan dan mengalami sakit di bagian pundak. Melihat kondisi anak seperti ini dan merasa miris ya, karena Mbak Endah kerjanya di bidang ibu dan anak, kok malah belum bisa menangani anaknya yang gadget holic, dari latar belakang itu lah Mbak Endah mengadakan bincang – bincang seputar gadget holic yang memang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.


Edwina Natalia, M.Psi., Psikolog

Pemateri pertama adalah Mbak Edwina Natalia, M.Psi., Psikolog yang akan membahas gadget holic dari sisi psikologi. Langsung deh Mbak Edwina memberikan pertanyaan kepada audience, sebenarnya apa sih tujuan orangtua memberikan gadget kepada anak? ternyaat beragam loh jawabannya, ada yang bilang biar anaknya diam, nggak rewel, karena diputar lagu – lagu di youtube, anak – anak langsung diem. Ada yang menjawab agar si Ibu bisa berkonsentrasi dengan kegiatannya, maka anak diberi gadget agar bisa mengalihkan fokusnya ke gadget, ada juga yang bilang biar anak nggak katrok, makanya diberikan gadget.

Nah, dari jawaban ibu – ibu, dapat dipahami, kalau kebanyakan dari orangtua ingin yang praktis, tidak ingin repot mengenalkan anak kepada dunia, kehidupan sosial. Orangtua lebih mengandalkan gadget untuk media belajar kepada anak. karena dalam satu kedipan, anak – anak akan melihat warna yang banyak dari gadget.

Kita tahu kalau di jaman sekarang nggak mungkin deh kalau nggak pakai gadget, lah media pembelajaran di sekolah juga ada yang menggunakan gadget. Sebenarnya, tujuannya bukan memisahkan anak – anak dari gadget tetapi bagaimana kita sebagai orangtua meminimalkan interaksi si anak dengan gadget. Pernah perhatikan nggak, kalau anak – anak yang gadget holic lebih pintar? Karena gadget dapat merangsang kecerdasan anak, apalagi yang sering main game, malah lebih pintar anaknya ketimbang orangtua. Gadget memang perlu, tapi kalau berlebihan dapat merusak. Anak – anak gadget holic memang cerdas, tetapi jika dilihat dari sisi emosional, anak – anak gadget holic sangat sensitif, kalau marah sangat marah. Kurangnya rasa empati terhadap lingkungan sekitar. Nah loh, PR banget ya sebagai orangtua. Memang harus repot diawal ya, meminimalkan anak – anak terhadap gadget.

Sebenarnya, sejak lahir anak – anak bisa disebut gadget holic jika saat kehamilan si ibu sudah sering bermain dengan smartphone. Sebenarnya, meliaht tumbuh kembang anak bukan saat anak dilahirkan, tetapi saat anak masih di dalam kandungan, kegiatan ibu yang sering mengguankan smartphone secara tidak langsung akan mempengaruhi si anak, radiasi, suara dering dari smartphone, akan berpengaruhi terhadap perkembangan si anak yang masih di dalam kandungan. Usahakan saat hamil, jangan terlalu sering berinteraksi dengan smartphone atau gadget lainnya, jika ingin mengenalkan musik kepada anak yang masih di dalam kandungan, usahakan pakai headset yang asli dari media player, bukan dari smartphone, karena radiasi smartphone yang memang tinggi. 

Lantas, kalau sudah terlanjur anak – anak menjadi gadget holic, bagaimana sikap orangtua?

Kalau diawal repot untuk meminimalkan interaksi anak dari gadget sejak awal, kalau sudah terlanjur ya repotnya diakhir. Jangan tiba – tiba mengambil gadget dari anak, sedangkan anak tidak ada alternatif kegiatan , kalau tiba – tiba mengambil gadget dari anak, si anak akan merasa orangtua tidak adil, orangtua yang memberikan gadget kok sekarang malah diambil secara paksa. Cara yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah : Pertama, sebelum meminimalkan interaksi anak – anak dengan gadget, carilah kegiatan alternatif, seperti membacakan dongeng sebelum tidur, permainan yang mengandalkan interaksi terhadap teman sepermainan atau bisa dilakukan bersama orangtua. Kedua, Berikan tanggung jawab terhadap anak untuk interaksi kepada gadget, boleh bermain gadget selama 15 menit setiap harinya. Beri pengertian meskipun anak – anak marah dengan tanggung jawab yang diberikan, jangan langsung merasa iba, orangtua juga harus konsisten dengan perjanjian bermain dengan gadget. Kalau anak – anak melanggar perjanjian, orangtua harus menasehatinya, atau bisa juga mengganggu si anak yang serius menatap gadget, tujuan mengganggu ini agar fokus anak terpecah, dan ada interaksi terhadap keadaan sekitar. Meskipun anak marah karena keasyikann bermain gadget terganggu, orangtua harus tetap dengan pendirian kalau cukup 15 menit anak – anak memegang gadget. Kemudian sering ajak anak – anak untuk bermain di luar, untuk merangsang otaknya untuk lebih peduli terhadap sekitar.

Marrybetts Sinclair, LMT.

Mom n jo Treatment


Kemudian dilanjut materi kedua, dampak gadget dari postur tubuh, yang disampaikan oleh Marybetts Sinclair, LMT. Pemateri kedua memang dari luar ya, tapi ada translator , eh tapi bahasa inggrisnya mudah pamahi sih. Oke lah mari lanjut ke topik. Gadget holic ini sudah menjadi isu hangat di berbagai Negara, dan sudah merisaukan tentang dampak dari gadget. Menurut penelitian, di Indonesia, orang – orang menghabiskan waktu di depan gadget sekitar 9 jam. Wuidih, itu 9 jam terasa sebentar atau lama sih? Kalau buka sosmed di smartphone, pasti berasa sebentar ya, apalagi kalau ngegame.

jangan terlalu ke dapan saat menatap layar laptop (sumber : intisari online)

Nah, saat menatap gadget, sering kali postur tubuh kita salah. Postur tubuh yang salah dapat menyebabkan punggung menjadi bungkuk. Pernah memperhatikan posisi kita saat meliaht gadget? Lebih sering membungkuk, jika terlalu sering postur tubuh kita salah, otot akan menjadi tertarik dan dapat menyebabkan migrain, pusing di skeitar leher. Tak terkecuali anak – anak yang tertalu asyik bermain game, sehingga jarak antara gadget dengan mata terlalu dekat, atau cahaya terlalu terang, hal ini dapat menyebabkan anak – anak memakai kacamata terlalu dini. Lakukan stimulasi untuk anak – anak seperti permainan yang mengandalkan aktifitas fisik. Setelah menggunakan gadget lakukan stretching agar punggung tidak membungkuk. Bermain gadget dengan posisi tidur adalah posisi yang paling buruk.

demo treatment oleh Marybetts


Mom n jo juga melaunching treatment “Gadget holic” untuk anak – anak maupun dewasa, laki – laki maupun perempuan, treatment ini bertujuan untuk meringankan dampak dari gadget. Pemateri sendiri melakukan treatment juga merasakan manfaatnya. Dulu, matanya memiliki minus 5, setelah rutin melakukan treatment gadget holic, minus berangsur turun. Saat acara juga dilakukan peragaan treatment gadget holic, secara garis besarnya, treatment ini merupakan stretching pada bagian mata, leher dan pundak, memebrikan rasa relaxing, karena saat kita menatap gadget terus menerus otot khususnya leher menjadi tegang. Untuk treatmentnya sendiri, nantinya kita ada dalam satu ruangan yang hening, karena agar terapis bisa fokus dan kita sebagai pelanggan merasakan nyaman, privasi terjamin. kalau anak – anak tidak nyaman dimassage oleh terapis, orangtua atau ibu boleh loh ikut ke dalam ruangan agar anak menjadi lebih nyaman. Untuk harga, treatment Mom n Jo sekitar 190ribu rupiah, saat launching ada promo, jika reservasi gadget treatment 5 sekaligus, gratis 2 kali treatment.

Berikut video demo treatment gadget holic



                                     

selamat yang menang dorprize


4 komentar untuk "Treatment Dari Mom n Jo Untuk Gadget Holic"

  1. Nice sharing mba, saya juga punya anak yang hobi main hape. Tapi ada waktunya, ketika sore atau pagi banget, saya suruh main sepeda di luar sama teman-temannya.

    Bocah emang sulit dipaksa berhenti main gadget, tapi setidaknya peran orang tua sangatlah dibutuhkan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, peran orangtua yang paling utama :)

      Hapus
  2. Untung keponakan gue gak suka main gadget. Sukanya main layangan sama temen-temennya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, lebih baik anak - anak main di luar ketimbang gadget :D

      Hapus