Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahi Lalat Di Hidung

tahi lalat
kamu punya tahi lalat?


Postingan ini berawal dari salah satu tayangan di televisi, tentang ramalan berdasarkan tahi lalat. Langsung deh kepikiran sama tahi lalat di hidungku, kalau ditelisik lebih jauh, bisa nih jadi bahan postingan. Baru sadar, selama beberapa tahun ngeblog, belum pernah bahas tentang tahi lalat yang aku punya, padahal sering curhat di blog, curhat diet, meskipun belum pernah diet dengan beras merah, hingga curhat tipis – tipis “ngerasani” tetangga. Ternyata dapat ide tulisan blog nggak perlu jauh – jauh, gali aja sesuatu yang ada di sekitar, jadi deh postingan blog.


Tahi lalat di hidung


Tahi lalat atau andeng – andeng dalam bahasa Jawa, kecil item yang penting-nggak-penting untuk dibahas. Meskipun bentuknya kecil mungil, kadang banyak mitos dan pertanyaan nyeleneh seputar tahi lalat.

Kalau ditanya sejak kapan punya tahi lalat, bisa aku jawab, kira – kira sejak TK, atau saat TK belum ada tahi lalat ya? duh bingung πŸ˜•πŸ˜ tapi kayaknya saat TK udah ada tahi lalat itupun cuma kecil kayak titik (.) gitu doang 😁, dan mulai besar seiring aku semakin gede. Kira – kira saat SD, tahi lalat yang aku miliki berbentuk “sempurna” bunder serrr gitu, warna hitam gelap, nggak tumbuh lagi tuh tahi lalat, sampai sekarang ukurannya ya segitu aja, nggak tambah besar atau tambah kecil.

Sependek pengetahuanku, tahi lalat muncul karena pigmentasi kulit. Kurang paham untuk lebih jelasnya, nggak pernah tanya tentang tahi lalat ke dokter kulit, karena memang nggak ada masalah dengan tahi lalat di hidung yang aku miliki.

Meskipun sudah ada penjelasan secara ilmiah, tetap aja ada mitos yang mengelilinginya, termasuk mitos, “Tahi lalat itu beneran berasa dari tahinya lalat ya?”πŸ˜•πŸ˜• duh rasanya pengin aku copot nih tahi lalat terus aku kasih ke orang yang ngomong kayak gitu. Eh tapi, saat masih kecil sempat percaya dengan ucapan seperti itu, dan rasanya kesel banget, aku nggak ngapa – ngapain kok berasa sial banget kena tahinya lalat dan nggak pernah bisa dihilangkan. Ada juga yang menakuti – nakuti aku kalau tahi lalat semakin membesar, bakalan kena kanker. Terlepas dari mitos atau fakta, kalau ada daging yang tiba – tiba muncul dan tiba – tiba membesar, patut waspada, karena ada tetangga yang punya tahi lalat di mata, dan semakin membesar, hingga akhirnya tahi lalatnya dihilangkan, kebayang dong dengar kata “tahi lalatnya dihilangkan” langsung kejer seketika, ini dihilangkan berarti operasi atau gimana nih, wah belum siap mental nih kalau ada operasi. Meskipun operasi kecil, atau jangan – jangan kayak pengobatan tradisional yang pakai salep untuk menghilangkan tahi lalat, wah gak kebayang perihnya. Bawaannya udah horror banget tuh kalau aku disuruh menghilangkan tahi lalat. Untungnya, sampai saat ini nggak ada rencana atau bahkan tidak ada keharusan untuk menghilankan tahi lalat. Fiuuh… lega.


Suka duka


Percayalah, punya tahi lalat ya biasa aja. Nggak ada perubahan apapun di dalam diri. Tapi aku bersyukur punya tahi lalat, karena hidungku mancung ke dalam, dengan adanya tahi lalat di hidung, jadi sedikit tampak, kalau aku tuh punya hidung.

Karena dibesarkan dalam keluarga yang tidak percaya dan tidak diperbolehkan percaya dengan ramalan, jadi aku nggak pernah mencari apa sih khasiat atau ramalan apa sih yang terjadi kalau punya tahi lalat di hidung. Nah, pas lihat acara di televisi tentang ramalan berdasar tahi lalat, ya lihatnya karena nggak sengaja dan antara percaya dan tidak, untungnya nih di acara tersebut orang yang dijadikan contoh untuk diobservasi (diramal) nggak punya tahi lalat di hidung, huuhh untung deh, dan akhirnya nggak jadi penasaran, sebenarnya ada apa dengan tahi lalat di hidung. Seumpama tiba – tiba ada yang nyeletuk, “Eh, tahi lalat di hidungmu, bawa hoki loh”. Ya mari kita mengaminkan yang baik – baik, dan nggak percaya yang buruk – buruk, hehehe..

Karena tahi lalat di hidung, bersyukur karena sebagai identitasku untuk mempermudah orang mengenaliku. Maklum, aku orangnya susah menghapal nama orang, kecuali kalau sering ketemu. Sering banget aku ditegur dulu, padahal aku nggak hapal siapa yang negur, kebanyakan dari mereka, negurnya. “Hmmm.. Sari ya?”. Lihatnya ya lihat tahi lalatku terlebih dahulu. Jangan sungkan untuk menegur aku terlebih dahulu, karena bukannya sombong, tapi susah ingat nama orang. Kalau sudah ditegur, biasanya mikir banget tuh, “Ini siapa ya?” hehehe..

Question and Answer


Selain pertanyaan, “Emangnya kamu ngapain, kok bisa kena tahinya lalat?” yang rasanya pengin aku cabik – cabik dengan bringas, huuuh enak aja aku kena tahinya lalat. Ada juga pertanyaan (seingatku) yang nyebelin dan horror seputar tahi lalat.

“Gimana rasanya punya tahi lalat?”

Biasa aja, kecuali tahi lalatku kalau dipencet, aku tiba – tiba bisa jadi power ranger, itu baru luaaarrrr biasaaaa.😎


“Emangnya nggak susah ya kalau napas”.

Astaga… dikira punya tahi lalat kayak didudukin sama gajah?😞 Tahi lalat itu nggak seberat menahan rinduπŸ’–, jadi hidungku nggak menyusut gara – gara tahi lalat, jadi ya kalau napas biasa aja, nggak bikin bengek. Kalau susah napas, sudah dari dulu aku hilangkan tahi lalat.


“Emangnya nggak bau?”

Lah dikira upil garing, nggak bau lah. Kalau bau, pasti udah tayamum tujuh kali, heheheπŸ˜….


“Emang nggak gatal?”

Hmm.. jangan sampai gatal deh, kalau gatal, jangan – jangan tahi lalatnya tumbuh. Huhuhu jadi takut kalau tahi lalat tumbuh.😁


“Tahi lalatnya nggak dihilangkan aja?”

Duh jangan, meskipun banyak teman terdekat yang punya tahi lalat dan menghilangkannya, tapi aku nggak ada niat sekalipun untuk operasi atau kasih salep, selain takut, tahi lalat ini sebagai identitas. Yang namanya Sari Widiarti itu yang punya tahi lalat di hidung *uhuk*.😎



Meskipun sebagai identitas, kadang suka sedih kalau ada acara formal, dirias lengkap gitu, eh tahi lalatku didempul gitu sampai gak keliatan, mungkin maksud si perias agar wajah putih merata, nggak ada “noda” hitam di wajah, tapi agak aneh dan sedih kalau tahi lalatku “tiba – tiba hilang” karena ditutupi sama make up tebel. Pengin banget kalau nanti menikah, riasannya nggak menutupi tahi lalat, biar kalau difoto masih terlihat jelas ada tahi lalat di hidung. Sebelum mikirin rias, lebih baik mikirin jodoh yang belum bertamu, eaaaaaakkkk…πŸ˜…πŸ˜…

10 komentar untuk "Tahi Lalat Di Hidung"

  1. Tahi lalat itu nggak seberat menahan rindu. Yha! Terserah, mba -_-

    BalasHapus
  2. aku jadi ingat, pas anakku masih TK kecil, pagiw ngaca lamaa, ujungnya nangis keras..."Bundaaa, tahi lalatku diitis saja...aku tak mau mukaku ada tahi lalatnya..." walhasil, boloslah dia hari itu...hanya untuk menggubraks duniaku dengan tangisan dan permintaan absurdnya

    BalasHapus
  3. Untung andeng2 ku di jidat, ketutup jilbab

    BalasHapus
  4. aku juga punay tahi lalat di hidung di sisi kiri, bikin tambah manis daku, he,he

    BalasHapus
  5. ngakak waktu bilang karena hidungku mancung ke dalam, dengan adanya tahi lalat di hidung sedikit tampak kalau punya hidung..haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi.. makasih udah ngakak :))))
      suka kalau ada yang terhibur

      Hapus
  6. tahi lalatnya di bold semuaa yaa, curiga nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. haru di blod dong, kan tahi lalat itu warnanya hitam semua :))

      Hapus
  7. Menarik bgt cerita tahi lalatnya πŸ˜€ keren mbak blognya. Slm kenal ya 😊

    BalasHapus