Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tak ada warung Tegal di Tegal

Tegal Bahari.


Meskipun ada tapi cuma dikit sih, kebanyakan pakai nama “Warung Nasi” atau “Warung Makan”, banyak kuliner yang wajib dicicip dan sepertinya aku nggak bakal bosen kalau kulineran di Tegal. Beberapa waktu yang lalu melakukan liburan mendadak, bukan niat liburan tapi karena ada saudara yang sakitnya sudah kritis, jadi aku dan ortuku langsung meluncur ke Tegal. Untungnya ada tabungan yang semestinya digunakan saat mudik lebaran, ternyata uangnya dipakai untuk “liburan dadakan”. Ternyata, saat di Tegal, takdir berkata lain, ingin menyemangati Om yang sedang sakit keras, ternyata setelah dijenguk, Om telah dipanggil olehNya, sedih kalau diceritain. Semoga Om diterima di sisiNya, aamiin.😢

Karena masih beberapa hari di Tegal, dan menunggu 7harinya Om. Penginnya menikmati Tegal dengan wisata kuliner, karena kalau wisata ke pantai atau ke objek wisata lainnya, waktunya nggak mendukung, masih repot mempersiapkan pengajian ini itu. Tapi, untungnya Mbah Uti malah nyuruh aku untuk jalan – jalan, kata beliau biar aku nggak bosen. Ya udah deh, hunting kulineran aja sekaligus hunting foto, untuk bahan postingan di blog.

Yang aku kangenin dari Tegal, tetangga dekat maupun jauh, ramah banget, akrab satu dengan yang lainnya, jadi karena aku termasuk “orang asing” ketahuan kalau bukan warga sekitar, setiap aku keluar rumah, ditanyaain mulu “Mbaknya tinggal di mana?”, “Orang baru ya?”, anak – anak di sekitar rumah, kalau ketemu orang yang lebih tua, sopan banget, nuwun sewu gitu sambil senyum dan menundukkan kepala, dan yang paling utama tuh kangen banget sama rumah Mbah uti yang punya pekarangan. Karena biasanya tinggal di perumahan, lihat pekarangan di rumah Mbah Uti rasanya pengin bersandar di pohon mangga😅. Di perkarangan banyak ditanami buah – buahan, saat berkunjung ke Mbah Uti, yang paling banyak berbuah, yaitu bellimbing dan pisang, padahal lagi nungguin buah delima. Jarang loh ada yang nanam buah delima, kalau beli di supermarket lumayan mahal.

Kuliner yang wajib dicoba :

tahu aci

1. Tahu aci, tahu pletok.


Cemilan wajib kalau ke Tegal harus borong tahu aci atau tahu pletok, nggak pernah bosan kalau setiap hari disuguhi cemilan anget – anget yang satu ini. Tahu aci dan tahu pletok sebenarnya sama, hanya saja tahu pletok, acinya lebih banyak, grombol gitu acinya dalam satu irisan tahu. Tahu aci harganya merakyat, beli 5ribu udah dapat banyak. Yang jual dari pedangan pinggir jalan hingga kios oleh – oleh. Kalau pedagang pinggir jalan, tahunya dipotong menjadi tiga bagian (tipis pula tahunya), kecil – kecil gitu, kalau kios oleh – oleh yang biasanya memakai tahu murni, tahunya tebal, hanya dipotong dua bagian, pastinya harga juga beda.


2. Dawet beras.

yang jual sudah sepuh.


Dawet beras yang rekomendasi bisa dijumpai di depan pasar pagi, Tegal. Yang jual sudah sepuh, tapi masih kuat loh nyunggi (semacam digotong), cukup 5ribu rupiah saja sudah bisa nyruput dawet beras yang menyegarkan, cocok diminum di siang hari karena cuaca di Tegal aduhaaaai hangatnya, kayak lihat gebetan jalan sama cewek barunya, panaaaaas!😅

dawet beras.

Manisnya pas, sederhana banget rasanya, gula jawa dan sedikit ada rasa pandan. Oiya, Nenek ini kalau cuci mangkoknya, nggak pakai sabun pencuci piring tapi pakai irisan jeruk nipis, kemudian dibilas, aku sih nggak anggap jorok, karena ada sensasi jeruk nipis yang bikin seger. Coba deh!💗


3. Lengko.

warung yang jual lengko dan sayur asem yang laris


lengko.

Kalau di Surabaya, lengko ini seperti gado – gado, atau seperti ketoprak, ya saudaraan gitulah sama mereka berdua😅. Satu porsi lengko, ada nasi, kecambah, tahu digoreng setengah kering, potongan timun, seledri, siraman bumbu kacang, kecap dan dibikin sepenuh hati oleh ibu penjual. Sederhana, tapi bumbunya yang bikin istimewa, bumbu kacangnya kental, manis dan gurih eh jangan lupa dengan taburan bawang goreng dan semakin spesial dengan krupuk mi yang berwarna kuning bikin semakin gurih, cocok untuk sarapan. Aku beli lengko di jalan Setia budi. Masih pagi tapi sudah ramai aja pembelinya, meskipun dijual di warung yang lumayan sempit, tapi pembelinya banyak yang bermobil. Harap sabar kalau mau makan, duduknya mepet sama pembeli lainnya, bisa juga dibungkus, tapi lebih enak dimakan di tempat.

4. Soto tauco.

padat, meskipun pegawainya banyak.



soto tauco

Daerah Semarang, Tegal, Pekalongan, sepertinya nggak asing dengan Soto tauco ini, meskipun disajikan di mangkok kecil, tapi padat nasinya, bikin kenyang. Aku sering beli Soto tauco di gang senggol, dekatnya alun – alun Tegal, gang senggol karena di sana ramai, mau jalan aja nyenggol orang. Selalu ramai di sini, kebanyakan sih pembelinya dari para perantau yang ingin nostalgia dan makan Soto tauco. Untuk lauknya, ada daging, ayam atau babat. Kuah tauconya kental gurih tapi nggak asin, enaaaaak. Penyajiannya satu mangkok kecil sampai munjung – munjung, mau tumpaaah. Yang kurang suka dengan tauco, ada menu sop yang juga jadi andalan dan ada menu nasi campur, banyak alternatif lauk. Kuah sopnya kaldunya mantap, kuahnya jernih gitu tapi ngaldu banget, ada pilihan sop ayam atau sop daging. Di tempat ini juga ada pengamennya tapi nggak jalan – jalan gitu, kayak live music  berdiam di satu tempat, di depannya ada kaleng kosong, mungkin ada pengunjung yang ingin berbagi rezeki. Kalau sudah incip Soto tauco di Tegal, ingin rasanya coba soto tauco di kota lain, kalau sempat liburan ke Semarang, mau deh nyoba soto tauco, persiapan hunting harga tiket pesawat nih, biar langsung surabaya - semarang, cepat sampai tujuan 

5. Kupat glabed.

kupat glabed

Kuliner yang paling juara di hatiku! Satu porsi isinya ada kupat, kemudian semacam sambel goreng tempe, trus kuah kental gurih yang berwarna kuning, eh ini kentalnya bukan karena santan loh, tapi kemiri yang bikin kental, guriiih. Aku sukanya beli di alun – alun, karena banyak banget yang jual kupat dan kuliner lainnya. Tapi di depan masjid yang enak di lidah, bikin nambah! Apalagi ditambah dengan sate kerang, wuuuiiih sedap.

Sebenarnya banyak kulinerannya, tapi ya gitu, ada kulineran yang kurang instagram-able, seperti kupat bongko dan glotak. Beneran enak! Tapi kalau difoto kemudian di-upload kok ya kurang menggugah selera.

kantor pos dekat DPRD Tegal

Untuk hunting foto, aku pilih jepret gedung – gedung, seperti gedung balai kota lama, gedung kantor pos, dan lainnya.
pangkalan TNI Angkatan laut, Tegal.



balaikota lama

Maunya sih nanti kalau ke Tegal, nggak langsung Surabaya – Tegal, tapi jalan – jalan ke mana dulu gitu, Surabaya – Jogja naik pesawat, biar efisien dan banyak waktu untuk jalan - jalan,  sering hunting aja cari tiket murah, agar nanti jalan - jalannya bisa makan banyak, atau bahkan bisa beli oleh - oleh untuk saudara di rumah. Wajib juga Cari Promo Tiket Pesawat di Indonesia Flight 

4 komentar untuk "Tak ada warung Tegal di Tegal"

  1. Pangkalan TNI AL nya bagus...ada hedung bundar eh tabung ya

    BalasHapus
  2. Aku ko penasara sama tahu aci itu..hehe
    buat buka cocok sepertinya ya, minumnya es beras..

    Itu porsi soto tauconya kayak lumer lumer gitu, tumpeh tuh..hehe

    Kuat glabed apa lagi itu. Namanya masih banyak yang asing ditelingaku. Tapi membuatu penasarn ingin mencicipinya..he

    BalasHapus
  3. aku sudah pernah coba tahu aci mbak sama lengko waktu di tegal tahun lalu.

    tapi untuk kupat glabed n soto tauco belum pernah nyonba saya.

    BalasHapus
  4. Walah masak ga ada to di tegal nya sana hehehhehe

    BalasHapus