Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pilihan Investasi Yang Tepat Saat Keadaan Ekonomi Tidak Stabil.

pilihan investasi


Dari judulnya seperti pembahasan yang berat ya, tapi saya bukan orang yang expert untuk membahas permasalahan yang ada, hanya saja saya berpendapat dan menganalisa dari seorang pemula yang ikut merasakan dampaknya dengan kejadian yang ada seperti gonjang-ganjing virus corona. Saya juga memiliki beberapa uang yang saya investasikan.

Awal mulanya saya menarik uang untuk traveling, memang sudah diniatkan dari awal tahun kalau ingin memperbanyak kegiatan jalan-jalan. Siapa sangka, jika ada berita virus corona yang mulai menyebar, korban meninggal yang semakin bertambah. Dari berita tersebut, sudah mulai mencoret beberapa pilihan destinasi. Niat mencoret bukan dari saya, namun belum ada izin dari orangtua, daripada jalan-jalan tidak tenang karena tidak ada izin, okelah uang hasil investasi dari reksadana, saya simpan dulu di rekening.

Kemudian kejadian virus mulai merambah ke Indonesia, kepanikan mulai terasa. Jika orang-orang panik karena ketersediaan masker dan hand sanitizer yang mahal dan langka, saya panik karena IHSG mulai merosot tajam, di timeline twitter, banyak teman saya yang memutuskan untuk cut loss. Kita semua panik, hanya saja memilih kepankikan yang berbeda. Namun, IHSG melemah ya bisa karena isu-isu yang sedang hangat, tidak hanya IHSG tapi juga nilai tukar rupiah, lebih jelasnya bisa baca portal berita. Maka dari itu saya benci banget dengan namanya hoax, di media sosial, televisi dan lainnya. Semua berdampak pada perekonomian.

Saya sempat bingung, uang yang “menganggur” karena tidak jadi jalan-jalan mau diapakan, atau hanya disimpan dalam tabungan saja, tapi kalau disimpan saja, rasanya kok kurang greget ya, jadi pasif, nilainya jadi berkurang. Karena saya masih berpikiran positif, tidak jadi jalan-jalan biar nanti bisa lebih lama jalan-jalannya, harus semangat menabung.

Saat baca berita, saya mendapatkan pencerahan tentang berita pilihan investasi saat keadaan ekonomi tidak stabil. Sebelum berinvestasi, lihat terlebih dahulu ada kejadian apa, apakah kejadian tersebut mengglobal atau hanya lokal (terjadi di Indonesia saja). Bisa dibandingkan dengan peristiwa tahunan yaitu pemilihan presiden dengan kejadian virus corona. Bisa dirasakan hawa-hawa politik yang bikin gerah, banyak hoax bertebaran, banyak berita yang menjatuhkan lawan. Namun, dilihat dari segi perekonimian bisa dibilang peristiwa pemilu yang masih hangat-hangat, tidak begitu berdampak. Mungkin karena masyarakat sudah biasa, atau malah ada yang tidak peduli, dan faktor lainnya, karena newsletter langganan saya tidak memengaruhi IHSG meskipun pergerakannya naik turun seperti biasa.

Lain halnya dengan kejadian beberapa minggu terakhir, virus corona yang memang peristiwa global, bahkan nilai mata uang Singapore sempat turun. Nah, ini terasa banget di Indonesia. Harga-harga pada mahal, alasannya mengikuti harga masker (?), pengin ketawa tapi miris. Saya sempat merasa was-was jika investas malah nilai uang saya semakin turun.

Berkat beberapa berita yang memberikan pilihan investasi saat keadaan ekonomi tidak stabil, saya kemudian menganalisanya. Berikut rangkuman berita dan saya analisa sebagai pemula :

1. Emas.

Sebenarnya di beberapa portal berita yang saya baca, tidak menyebutkan emas. Tapi, saya di sini menyebutkannya, dengan catatan jika memiliki emas atau Logam Mulia sebelum hiruk-pikuk, maka emas merupakan pilihan investasi yang tepat. Kebetulan salah satu orang terdekat saya memiliki emas, dan anehnya merasa senang harga emas naik, meskipun sedih juga karena berita mengenai kesehatan yang sedang marak. Jika belum punya emas, jangan mengambil ancang-ancang untuk beli saat harganya selangit. Pokoknya jangan, masih ada beberapa pilihan lainnya.

2. Surat Utang Negara.

Surat Utang Negara bisa menjadi pilihan yang tepat karena instrumen investasi yang dijamin oleh negara, apalagi menjadi nilai kupon yang tinggi. Keberadaan pilihan investasi ini bisa menjadi angin segar karena dalam setahun ini, negara sudah beberapa kali mengeluarkan surat utang negara, yang masih baru ini mengeluarkan SR (Sukuk Ritel) 012. Berminat untuk berinvestasi di sini?


3. Reksadana.


Lebih tepatnya memilih reksadana pasar uang. Dikutip dari portal berita Bareksa, per Februari 2020, reksadana pasar uang menjadi jenis reksadana yang mengalami pertumbuhan, selain reksadana syariah berbasis sukuk dan reksadana global. Bahkan Bareksa juga merilis TOP 5 Reksadana Pasar Uang Dana Kelolaan Terbesar per Februari.

  1. Mandiri Investa Pasar Uang.
  2. Sucorinvest Money Market Fund.
  3. Bahana Dana Likuid.
  4. Batavia Dana Kas Maxima.
  5. Eastpring Investments Cash Reserve Kelas B.

Pilihan di atas cocok untuk investasi reksa dana oleh individu dengan memilih perusahaan yang likuiditas tinggi. Membeli reksadana tidaklah susah karena sudah banyak marketplace yang memudahkan untuk investasi online.

Dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi juga cukup murah, mulai dari 50ribu dan prosesnya cepat. Selain memiliki kemudahan untuk membeli dan menjual, untuk mendapatkan informasi tetang profil perusahaan dan laporan tahunan yang bisa diunduh dengan mudah.

Bagaimana, ingin mengalihkan investasi ke tiga pilihan di atas? Seperti yang sudah pernah didengar, jika ingin menaruh telur, jangan hanya di satu keranjang, tapi harus disebar kerangjang lainnya, karena jika ada salah satu telur yang pecah, masih ada telur lainnya. Selamat berinvestasi, dan jangan lupa untuk mejaga kesehatan.

Posting Komentar untuk "Pilihan Investasi Yang Tepat Saat Keadaan Ekonomi Tidak Stabil."